Rusia: Senjata yang Dikirim Barat ke Ukraina Dijual ke Timur Tengah

7 Juli 2022, 13:25 WIB
Senjata AR-15 ditampilkan untuk dijual di pameran senjata Guntoberfest di Oaks, Pennsylvania, AS, 6 Oktober 2017. Senjata yang dikirim di Ukraina dikhawatirkan Rusia akan dijual ke timur tengah. /Joshua Roberts//REUTERS/

PR DEPOK – Rusia baru-baru ini menyatakan fakta mengejutkan terkait senjata yang dikirim negara Barat ke Ukraina.

Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu memperingatkan, beberapa senjata yang dikirim oleh Barat ke Ukraina gagal mencapai tujuan yang dimaksudkan dan dapat memicu konflik lebih jauh.

"Barat kolektif, dengan harapan menyeret konflik di Ukraina melanjutkan pasokan senjata skala besar ke rezim Kyiv. Lebih dari 28.000 ton kargo militer telah dikirim ke negara itu”

Baca Juga: Rusia Peringatkan Keselamatan Umat Manusia Terancam atas Sanksi yang Dijatuhkan Negara Barat

“Akan tetapi, menurut informasi militer Rusia, beberapa senjata asing yang dipasok oleh Barat ke Ukraina tersebar di seluruh wilayah Timur Tengah dan juga berakhir di pasar gelap,” kata Sergey Shoigu seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Rusia Today.

Rusia mengungkapkan bahwa pengiriman senjata dari AS, Inggris, dan negara-negara NATO lainnya ke Ukraina menyebabkan munculnya pasar online gelap, sehingga beberapa senjata sangat mudah dibeli.

Para pedagang Ukraina mengklaim tidak hanya menawarkan senjata ringan atau pelindung tubuh, tetapi juga perangkat keras canggih seperti sistem anti-tank Javelin dan NLAW, serta drone peledak Phoenix Ghost dan Switchblade.

Baca Juga: Kemendag Luncurkan Minyakita Rp14 Ribu per Liter, di Mana Bisa Mendapatkannya?

Meski demikian, tidak dapat sepenuhnya dikecualikan bahwa penjual sebenarnya tidak memiliki persediaan senjata karena terpantau kebanyakan konsumen tidak menyelesaikan pembelian apapun.

Akhir bulan lalu, negara-negara G7 berjanji untuk memberikan dukungan kepada Ukraina dalam segala bentuk selama yang dibutuhkan.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menekankan bahwa negara mereka akan terus memasok senjata ke Ukraina untuk memperkuat tangan mereka dalam perang dan negosiasi di masa depan.

Baca Juga: Bocoran Tanggal Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 36, Berikut Estimasi Waktu Pembukaannya

Sebelumnya, kepala Interpol Jurgen Stock sudah memperingatkan bahwa konflik di Ukraina akan mengakibatkan banyak senjata muncul di pasar gelap.

Hal ini semakin memperkuat dugaan setelah seorang pejabat AS pada bulan April lalu mengatakan, AS tidak memiliki kemampuan untuk melacak senjata yang dikirim ke Ukraina.

Padahalnya Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan pentingnya pelacakan dan pengamanan senjata yang dipasok AS kendati Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Menteri Pertahanan Aleksey Reznikov meyakinkan bahwa mereka mengawasi aktivitas berikut.

Baca Juga: Masih Dibuka! Simak Link dan Cara Beli Tiket PRJ Kemayoran Hari Ini 7 Juli 2022 secara Online

Rusia juga telah memperingatkan agar tidak memasok senjata Barat ke Ukraina dengan alasan bahwa itu hanya memperpanjang pertempuran, sambil meningkatkan risiko konfrontasi militer langsung antara Rusia dan NATO.

Sejauh ini, Rusia akan menganggap setiap persenjataan asing di wilayah Ukraina sebagai target yang sah.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Rusia Today

Tags

Terkini

Terpopuler