Efektivitas Capai 90 Persen, AstraZeneca Klaim Vaksinnya Lebih Murah dan Mudah Didistribusikan

- 24 November 2020, 11:19 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. /Artem Podrez/Pexels

PR DEPOK - Perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca pada Senin 23 November 2020, mengatakan bahwa efektivitas vaksin Covid-19 yang tengah dikembangkannya itu mencapai 90 persen.

Dengan alasan tersebut, AstraZeneca mengklaim vaksin buatannya akan menjadi senjata dunia untuk melawan pandemi Covid-19.

Bahkan vaksin tersebut bisa lebih murah dan lebih mudah untuk didistribusikan, serta akan lebih cepat untuk ditingkatkan dibandingkan vaksin-vaksin saingannya.

Baca Juga: Bantah Habib Rizieq Dicekal karena Langgar Aturan, Munarman: Pemerintah Arab Cemaskan Keselamatannya

Produsen obat asal Inggris tersebut mengatakan akan memproduksi sebanyak 200 juta dosis pada akhir tahun 2020.

Jumlah tersebut empat kali lebih banyak dibandingkan dengan vaksin pesaingnya asal Amerika Serikat, Pfizer.

700 juta dosis vaksin, kata AstraZeneca, dapat disiapkan secara global segera setelah akhir kuartal pertama 2021.

Baca Juga: Studi Terbaru: Orang yang Sembuh dari Covid-19 Miliki Kekebalan Antivirus hingga Puluhan Tahun

"Ini berarti kita memiliki vaksin untuk dunia," kata Andrew Pollard, direktur kelompok vaksin Universitas Oxford yang mengembangkan obat tersebut, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters.

Vaksin tersebut rata-rata mencegah 70 persen kasus Covid-19 dalam uji coba tahap akhir di Inggris dan Brasil.

Tingkat keberhasilannya meningkat menjadi 90 persen pada kelompok peserta percobaan yang secara tidak sengaja menerima setengah dosis yang diikuti dengan dosis penuh.

Baca Juga: Lonjakan Kasus Dinilai Terjadi Akibat Libur Panjang, DPD Dukung Pengurangan Libur Akhir Tahun

Kemanjurannya adalah 62 persen jika dosis penuh diberikan dua kali, seperti pada sebagian besar peserta penelitian.

Meski persentase kemanjurannya dianggap kurang mengesankan dibandingkan vaksin pesaingnya yakni Pfizer dan Moderna, yang melaporkan bahwa vaksin mereka sekitar 95 persen efektif dalam mencegah Covid-19.

Namun AstraZeneca menawarkan beberapa keunggulan yang di antaranya harga vaksin buatannya hanya beberapa dolar per suntikan, jauh lebih rendah daripada harga buatan Pfizer dan Moderna, yang menggunakan teknologi yang lebih kompleks.

Baca Juga: Tak Lama Usai Dilantik, Kapolda Fadil Imran Susun Strategi Bentuk Kampung Tangguh di DKI Jakarta

Selain itu, vaksinnya juga dapat diangkut dan disimpan pada suhu lemari es normal, yang menurut para pendukung akan membuatnya lebih mudah didistribusikan, terutama di negara-negara miskin.

Ketentuan suhu tersebut dianggap lebih memudahkan dibandingkan dengan vaksin buatan Pfizer, yang perlu dikirim dan disimpan pada suhu -70 derajat Celcius.

Penemuan kemanjuran 90 persen tersebut menurutnya adalah kecelakaan yang membahagiakan.

Baca Juga: Perlu Lengkapi Berkas Perkara, KPK Perpanjang Penahanan 3 Tersangka Kasus Korupsi PT DI hingga 2021

AstraZeneca mengakui bahwa itu dihasilkan dari kesalahan dosis selama uji coba.

Aturan setengah dosis pertama akan memungkinkan perusahaan untuk meminta persetujuan berdasarkan efektivitas yang jauh lebih tinggi daripada 62 persen, yang masih cukup untuk persetujuan peraturan berdasarkan diskusi sebelumnya.

Uji coba pendahuluan AstraZeneca dilakukan ketika gelombang baru infeksi telah merugikan perekonomian, terutama di Eropa dan Amerika Serikat.

Sudah hampir 1,4 juta orang meninggal dunia dalam pusaran pandemi Covid-19 global.

Baca Juga: Bantuan Subsidi Upah Kemendikbud Mulai Disalurkan, Berikut Syarat dan Cara Mencairkannya

Inggris termasuk di antara negara-negara yang telah lebih dulu membeli vaksin AstraZeneca dalam jumlah besar.

Para pejabat negara itu mengatakan keberhasilan dalam menyediakan vaksin berarti kehidupan normal dapat kembali lebih cepat.

"Vaksin sekarang semakin mendekati untuk membebaskan kita dari virus, menunjukkan dengan tegas bahwa ini bukan pandemi tanpa akhir," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kepada parlemen.

Baca Juga: Sindir Fadli Zon Miliki IQ Luar Biasa, Peter F Gontha: Gunakan dengan Baik, Jangan OFF SIDE Melulu!

Matt Hancock, sekretaris kesehatan Inggris yang telah memesan 100 juta dosis sebelumnya untuk 67 juta orang, mengatakan bahwa sebagian besar peluncuran vaksin akan dilakukan pada Januari-Maret.

“Kami berharap setelah paskah keadaan sudah bisa kembali normal,” ujarnya.

Di negara-negara miskin, di mana logistik untuk mendistribusikan vaksin pesaing menjadi tantangan yang lebih besar, vaksin ini dapat menjadi alternatif yang lebih murah dan lebih mudah.

Baca Juga: Terkait Pencopotan Kapolres Bogor Akibat Kerumunan FPI di Megamendung, Bupati Ade Yasin Angkat Suara

“Keuntungan besar memiliki vaksin ini adalah dapat disimpan, diangkut dan ditangani pada suhu 2-8 derajat Celcius (35,6 ° -46,4 ° F) dan kami memiliki fasilitas penyimpanan itu,” kata Zahid Maleque, menteri kesehatan Bangladesh, yang membeli 30 juta dosis vaksin AstraZeneca.

Filipina hampir menyelesaikan pembicaraan dengan AstraZeneca tentang pembelian setidaknya 20 juta dosis vaksin, kata seorang pejabat satuan tugas Covid-19.

Kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia Soumya Swaminathan mengatakan mengatakan bahwa WHO sangat ingin melihat data kemanjuran dan keamanan secara lengkap dan mendorong pengembang vaksin lainnya, dengan mengatakan bahwa jumlah besar dan berbagai suntikan akan dibutuhkan.

Baca Juga: Diperika Selama 8 Jam dengan 46 Pertanyaan, Wagub DKI Klarifikasi Soal Kerumunan di Petamburan-Tebet

“Kami harus melindungi, milyaran dan milyaran orang. Kami akan membutuhkan semua kapasitas manufaktur di dunia untuk melakukan itu,” kata Swaminathan.

Namun, para ilmuwan berhati-hati agar tidak melihat ini sebagai bukti bahwa vaksin tersebut akan kurang bermanfaat daripada pesaingnya.

Vaksin dari Pfizer dan Moderna masing-masing mencegah sekitar 95 persen kasus, menurut data sementara dari uji coba tahap akhir mereka.

"Saya pikir mulai mencoba memilih ketiga vaksin ini (Pfizer/Moderna/Astra) berdasarkan potongan data fase tiga dari siaran pers merupakan sesuatu yang tidak realistis untuk dilakukan," kata Danny Altmann, profesor imunologi di Imperial College London.

Baca Juga: Terpilih sebagai Presiden IDB di PBB, Indonesia Prioritaskan Kerja Sama dalam Pemberdayaan UMKM

"Untuk gambaran yang lebih besar, perkiraan saya adalah saat kita memasuki satu tahun ke depan, kita akan menggunakan ketiga vaksin dengan perlindungan sekitar 90 persen dan kita akan jauh lebih senang." katanya melanjutkan.

Pascal Soriot, CEO AstraZeneca, mengatakan data yang menunjukkan bahwa setengah dosis awal lebih efektif daripada dua dosis penuh adalah kabar baik, karena lebih banyak orang yang dapat divaksinasi lebih cepat dengan persediaan terbatas.

Vaksin AstraZeneca menggunakan versi modifikasi dari virus flu simpanse untuk menyampaikan instruksi ke sel guna melawan virus target.

Baca Juga: Antisipasi Pemulihan Permintaan, Harga Minyak Dunia Alami Penguatan

Versi itu merupakan pendekatan tradisional dalam pengembangan vaksin dan berbeda dari jalur yang diambil oleh Pfizer dan Moderna, yang mengandalkan teknologi baru yang dikenal sebagai messenger RNA (mRNA).

AstraZeneca sekarang akan mempersiapkan penyerahan data kepada regulator di seluruh dunia dan mencari daftar penggunaan darurat dari WHO untuk mempercepat ketersediaan di negara-negara miskin.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x