Tinggalkan Ruang Kemudi Selama 3 Menit karena Sakit Perut, Masinis Shinkansen Terancam Dihukum

- 24 Mei 2021, 21:05 WIB
ILUSTRASI Kereta Shinkansen.*
ILUSTRASI Kereta Shinkansen.* /Pemerintah Jepang/

PR DEPOK - Negara Jepang memang dikenal dengan kedisiplinannya terutama dalam disiplin waktu yang diterapkan dalam segala aspek kehidupan termasuk saat bekerja.

Disiplinnya waktu di negara Sakura itu membuat segala moda transportasi dikenal sangat tepat waktu. 

Demi menghargai waktu, setiap orang perlu mematuhinya dan tidak diperkenankan untuk terlambat. 

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Klaim Kemenag Beri Tunjangan Rp12 Juta bagi Yayasan dan Lembaga Islam, Simak Faktanya

Setiap perusahaan juga selalu menekankan kedisiplinan waktu kepada karyawannya, termasuk para pekerja di kereta shinkansen.

Belakangan ini ada seorang pengemudi kereta atau masinis shinkansen yang dinilai tidak disiplin dan harus menghadapi konsekuensinya.

Hal tersebut disebabkan masinis shinkansen tersebut keluar dan meninggalkan kokpit kereta berkecepatan tinggi selama beberapa menit untuk pergi ke toilet.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Vocket, masinis shinkansen tersebut meninggalkan kereta dan meminta seseorang kondektur yang tidak memiliki surat izin mengemudi (SIM) untuk mengoperasikan kereta tersebut. 

Baca Juga: Menlu Palestina Sebut Gencatan Senjata Tak Akan Mengakhiri Penjajahan Israel di Palestina

Saat itu, shinkansen melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi yaitu 150 kilometer per jam. 

Perusahaan JR Central yang menangani Kereta Api Pusat Jepang mengatakan kejadian tersebut terjadi pada Minggu pagi dan sedang menuju perjalanan di provinsi Shizuoka.

Meski pada saat kejadian, kondektur yang menggantikan masinis tersebut mengangkut 160 penumpang selama tiga menit tidak mempengaruhi keseluruhan perjalanan, tetapi pihak perusahaan telah melaporkannya ke pihak berwenang dan membuat permintaan maaf. 

Di sisi lain JR Central juga menjelaskan bahwa peraturan perusahaan menyatakan jika pengemudi merasa tidak enak badan, mereka harus menghubungi pusat komando transportasi mereka dan diperbolehkan meminta kondektur untuk mengendalikan kereta api. Tetapi, dengan catatan kondektur yang menggantikan masinis tersebut harus memiliki SIM.

Baca Juga: Dituding Terima Gratifikasi Rumah Mewah, Anies Baswedan: Saya Tak Perlu Membuktikan, Biar yang Menuduh Saja

Jika tidak ada penggantinya, maka perjalanan kereta harus dihentikan hingga masinis atau pengemudi kembali, atau menunggu pengganti yang memenuhi syarat.

“Ini tindakan yang sangat tidak pantas, kami meminta maaf,” ujar Perwira Senior Masahiro Hayatsu.

Dari kejadian tersebut masinis dan kondektur dimungkinkan akan menghadapi konsekuensi dengan tindakan pendisiplinan.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: The Vocket


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah