Pengumuman perang melawan junta militer lantas memicu kepanikan masyarakat di Yangon. Mereka berlomba membeli persediaan sembako, seperti beras, minyak goreng, makanan kering, dan obat-obatan.
Untuk diketahui, deklarasi perang NUG tersebut dikeluarkan hanya seminggu sebelum pertemuan Majelis Umum PBB di New York guna membahas perwakilan sah di Myanmar.
Saat ini kelompok NUG dan Junta bersaing untuk mendapatkan pengakuan tersebut.
NUG terdiri dari anggota parlemen yang digulingkan oleh kudeta militer 1 Februari serta aktivis dan intelektual masyarakat sipil yang bersekutu.
Baca Juga: Gerak Cepat, Kemenkumham Bentuk Lima Tim Bantu Penanganan Kebakaran di Lapas Kelas 1 Tangerang
Baik NUG dan junta militer Myanmar sejauh ini saling mencela sebagai teroris.
Lebih dari 170 pasukan pertahanan rakyat yang disebut PDF semi-otonom lokal telah melancarkan serangan gerilya terhadap pasukan dan petugas polisi selama beberapa bulan terakhir.
Bahkan, beberapa PDF juga telah membunuh tersangka informan junta militer dan administrator lingkungan sipil yang bekerja di bawah Junta.
Analis mengatakan bahwa pemberontakan bersenjata melawan junta militer tidak dapat berhasil tanpa dukungan dari berbagai kelompok etnis bersenjata Myanmar.