Beberapa orang Uighur yang tinggal di Turki telah mengkritik pendekatan Ankara ke Beijing setelah kedua negara menyepakati perjanjian ekstradisi.
Baca Juga: Setelah Lakukan Evaluasi, Skuad Borneo FC Optimis Menatap Putaran Kedua BRI Liga 1 Indonesia
Menteri luar negeri Turki mengatakan kesepakatan itu mirip dengan yang dimiliki Ankara dengan negara-negara lain dan membantahnya akan menyebabkan orang-orang Uighur dikirim kembali ke Tiongkok.
Beberapa pemimpin oposisi Turki menuduh pemerintah mengabaikan hak-hak Uighur demi kepentingan lain dengan Tiongkok, yang dibantah pemerintah.
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Xi Jinping bahwa penting bagi Turki agar Muslim Uighur hidup dalam damai sebagai warga negara yang setara di Tiongkok.
Akan tetapi mengatakan ia Turki menghormati kedaulatan nasional Tiongkok.
Pakar PBB dan kelompok hak asasi memperkirakan lebih dari satu juta orang, terutama dari Uighur dan minoritas Muslim lainnya, telah ditahan dalam beberapa tahun terakhir di kamp-kamp di Xinjiang.***