Korea Selatan Genting Virus Corona, Jasa Antar Makanan Kebanjiran Orderan

- 25 Februari 2020, 13:57 WIB
PLESIRAN Bareng Gojek mengunjungi Merchant GoFood Kedai Mamah Eha.*
PLESIRAN Bareng Gojek mengunjungi Merchant GoFood Kedai Mamah Eha.* /DOK. GOJEK/

PIKIRAN RAKYAT - Data terbaru menunjukkan pada Senin, 24 Februari 2020, Korea Selatan telah mengumpulkan 843 kasus positif virus corona atau COVID-19 dan kematian sebanyak 8 jiwa dengan penyumbang kasus terbesar berasal dari Gereja Shincheonji Yesus, Kota Daegu.

Atas mewabahnya kasus ini secara besar-besaran di Korea Selatan sejak beberapa hari ke belakang, Pemerintah Korea Selatan telah menaikkan tingkat waspada pada kode "Red" atau kode tertinggi sejak terakhir kali kode ini dipakai tahun 2009 karena H1N1.

Sejauh ini, di Ibu Kota Seoul, pemerintah setempat telah menutup sekitar 163 dari 170 fasilitas di Seoul yang berafiliasi dengan Gereja Shincheonji Yesus, tempat yang dipercaya sebagai awal mula penyebaran virus corona besar-besaran di Korea Selatan terjadi.

Baca Juga: Musim Hujan Masih Terjadi, Virus Corona Diyakini Dapat Menular Lewat Gigitan Nyamuk, Simak Faktanya 

Sebanyak 495 fasilitas untuk siswa sekolah dasar, 73 fasilitas olahraga budaya, 5.705 pusat penitipan anak, termasuk perpustakaan umum, museum, galeri, dan stadion olahraga akan ditutup selama dua minggu hingga 9 Maret 2020.

Wabah ini membuat masyarakat mengalami rasa cemas dan enggan keluar dari rumah demi menyelamatkan diri. Dalam situasi seperti ini, jasa antar makanan kebanjiran pesanan.

Kendati perusahaan mendapatkan keuntungan berlipat-lipat akibat wabah ini, rasa takut justru menyelimuti pada "driver" lantaran merekalah yang harus melakukan kontak langsung dengan berbagai orang, dari berbagai wilayah yang berbeda-beda, tanpa mengetahui apakah pelanggan mereka ternyata terinfeksi atau tidak.

Ketakutan semakin menjulang saat para Driver di kemudian hari dianggap sebagai penyebar virus corona seandainya ada salah satu di antara mereka yang positif terjangkit virus corona.

Baca Juga: BNN Tetapkan 5 Pelaku Pengedar Narkoba di Bandung 

"Jika ada kasus yang dikonfirmasi di antara petugas pengiriman, kami bisa menjadi target dan akan disalahkan (karena menyebarkan virus. red), seperti orang percaya Gereja Shincheonji Yesus (yang menyebarkan virus corona di Korea Selatan. red)," kata Park Jung Hoon, kepala Rider Union, seorang pekerja pengiriman sebagaimana dikutip oleh Pikiranrakyat-Depok.com dari The Korean Herald.

Berkaca pada rasa khawatir dari para buruh, Rider Union, salah satu perusahaan penyedia jasa antar makanan, menyerukan keselamatan kerja bagi para buruh di perusahaannya.

Upaya paling ampuh yang saat ini direncanakan adalah tidak melakukan kontak langsung dengan pelanggan. Semua pelanggan dianjurkan melakukan pembayaran di muka secara non-tunai sehingga nantinya para driver hanya akan menyimpan makanan di depan pintu rumah pelanggan tanpa harus melakukan kontak langsung dengan mereka.

"Mereka harus memberi tahu pelanggan dan kliennya bahwa pengiriman akan dilakukan tanpa kontak dan pastikan semua pesanan sudah dibayar di muka." kata dia.

Baca Juga: Presiden Jokowi Dikabarkan Meninggal Dunia, Cek Faktanya 

Para buruh juga berterus terang kepada atasannya untuk menyediakan fasilitas masker wajah, pembersih tangan, dan memastikan pelanggan yang tengah dikarantina telah membayar jasa mereka di muka.

Di luar dari rasa khawatir yang secara alami tumbuh dalam benak para driver, mereka sangat senang menjalani pekerjaan ini karena jasanya benar-benar dapat membantu orang-orang yang sedang kesulitan, terlebih ini karena wabah virus mematikan.

“Kami merasa senang melakukan pekerjaan ini, mengirimkan pesanan kepada orang-orang yang merasa sulit untuk pergi keluar, dan juga untuk para pemilik toko yang kesulitan. Oleh karena itu, kami menyerukan kepada pemerintah, agar platform pengiriman dan bisnis membuat langkah-langkah keselamatan bagi pekerja pengiriman,” tutur Park Jung Hoon.

Sejauh ini, beberapa perusahaan penyedia jasa antar makanan yang berbasis di beberapa kota di Korea Selatan telah melakukan upaya perlindungan pada para buruh saat bekerja.

Baca Juga: Banjir Jakarta Turut Genangi Jalur Rel, Berikut Rekayasa Operasi KRL 

Baemin Riders, telah mendistribusikan masker wajah dan pembersih tangan kepada 2.300 pekerja pengiriman sejak kasus pertama yang dikonfirmasi pada Januari.

Yogiyo, aplikasi pengiriman makanan yang menjalankan layanan pengiriman sendiri di Seoul dan Provinsi Gyeonggi, mengatakan mereka juga menyediakan alat pelindung berupa masker dan cairan pembersih tangan.

Mesh Korea, operator layanan pengiriman makanan Vroong, juga telah mensterilkan semua pekerja pengiriman, bahkan termasuk kotak pengiriman dan sepeda motornya dengan menggunakan mesin pembersih bertekanan tinggi. Pembersihan kendaraan ini akan dilakukan satu minggu sekali.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x