Myanmar telah berada dalam kekacauan sejak kudeta Februari lalu, dengan lebih dari 1.500 orang tewas dalam tindakan keras terhadap perbedaan pendapat, menurut kelompok pemantau lokal.
Pada bulan Agustus junta mengatakan sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan milisi desa untuk memerangi oposisi terhadap kekuasaannya, karena berjuang untuk menegaskan kontrol atas petak-petak negara.
Sagaing telah melihat bentrokan reguler dan pembalasan berdarah.
Pada pertengahan Desember Amerika Serikat dan PBB mengutuk junta atas apa yang digambarkan Washington sebagai laporan kredibel dan memuakkan tentang pembunuhan 11 penduduk desa, termasuk anak-anak, di wilayah Sagaing.***