Intelijen AS: Vladimir Putin akan Gunakan Senjata Nuklir jika Hal Ini Terjadi

- 12 Mei 2022, 09:55 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin.
Presiden Rusia Vladimir Putin. /Sputnik/Sergei Ilyin/Reuters.

PR DEPOK – Amerika Serikat (AS) baru-baru ini menyoroti kemungkinan Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan senjata nuklir dalam invasi di Ukraina.

AS memperingatkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin siap untuk perang panjang di Ukraina dan tidak akan berhenti di wilayah Donbas timur, tempat pertempuran saat ini berkecamuk.

Seorang Intelijen Senior AS Avril Haines mengatakan bahwa Vladimir Putin dapat menggunakan senjata nuklir jika dia merasa bahwa Rusia tidak mencapai tujuannya di Ukraina.

Baca Juga: Palestina Tak Terima Israel Selidiki Kasus Penembakan Wartawan Shireen Abu Akleh

“Kami pikir itu bisa terjadi jika dia merasa bahwa dia kalah perang di Ukraina, dan bahwa NATO pada dasarnya sedang melakukan intervensi atau akan melakukan intervensi dalam konteks itu, yang jelas akan berkontribusi pada persepsi bahwa dia akan kalah perang di Ukraina,” katanya pada sidang Komite Angkatan Bersenjata Senat seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Times of Israel.

Direktur Intelijen Nasional AS itu mengatakan kepada para senator bahwa kemungkinan akan ada beberapa tanda peringatan sebelum penggunaan senjata nuklir oleh Rusia.

“Ada banyak hal yang akan dia lakukan dalam konteks eskalasi sebelum dia menggunakan senjata nuklir dan juga bahwa dia kemungkinan akan terlibat dalam beberapa sinyal di luar apa yang dia lakukan sejauh ini sebelum melakukannya,” kata Haines.

Baca Juga: 5 Gubernur di Rusia Mengundurkan Diri, Imbas Perang di Ukraina?

Lebih lanjut, Intelijen AS percaya bahwa Vladimir Putin hanya akan menyetujui penggunaan senjata nuklir taktis yang lebih kecil jika Rusia sendiri berada di bawah ancaman eksistensial.

Intelijen AS juga memandang semakin besar kemungkinan bahwa Vladimir Putin akan memobilisasi seluruh negaranya, termasuk memerintahkan darurat militer Rusia, dan mengandalkan ketekunannya untuk mengurangi dukungan negara Barat untuk Ukraina.

"Kami menilai Presiden Vladimir Putin sedang mempersiapkan konflik berkepanjangan di Ukraina di mana dia masih berniat untuk mencapai tujuan di luar Donbas," kata Haines.

Baca Juga: Cara Mencegah Hepatitis Akut pada Anak yang Bisa Menyerang Saluran Cerna dan Pernapasan

Adapun analisis Intelijen AS muncul ketika Ukraina mengatakan keanggotaannya di Uni Eropa adalah masalah perang dan perdamaian untuk seluruh benua saat menghadap ke Rusia.

Ketika memerangi upaya Rusia untuk maju di timur, Ukraina memuji perubahan sikap Jerman terhadap embargo minyak Rusia dan memasok senjata ke Ukraina.

Sementara itu, kekerasan terus berkecamuk di Ukraina selatan, dengan serangan rudal semalam di pelabuhan Odesa, sementara para pejabat mengatakan sekitar 1.000 tentara terperangkap di pabrik baja Azovstal di kota Mariupol yang hancur.

Baca Juga: Segera Daftar Kartu Prakerja Gelombang 28, Perhatikan Hal-Hal Ini agar Tak Gagal Lolos Seleksi

Sebagai informasi, Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari tetapi pasukan Ukraina berhasil mendorong pasukan Moskow kembali dari Kyiv dan konflik sekarang memasuki bulan ketiga.

Vladimir Putin memberikan sedikit petunjuk tentang rencananya dalam pidatonya selama parade militer besar-besaran di Moskow pada hari Senin.

Ia menekankan bahwa  pasukan Rusia membela Tanah Air dan menyalahkan negara Barat atas konflik di  Ukraina.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Times of Israel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah