Baca Juga: Cara Daftar PKH 2022 secara Online untuk Bisa Dapat BLT Balita hingga Ibu Hamil Rp3 Juta
Taliban telah menjanjikan kebebasan media dan hak-hak perempuan setelah mereka kembali berkuasa, tetapi yang dilakukan malah sebaliknya.
Kini mereka secara bertahap memperluas pembatasan, terutama pada perempuan, dengan sekolah menengah untuk anak perempuan belum dibuka lebih dari delapan bulan sejak pengambilalihan.
Menurut para diplomat, negosiasi teks tersebut yang berlangsung hampir dua minggu, menemui jalan buntu ketika China dan Rusia keberatan dengan fokus pada hak asasi manusia.
Akibatnya, dokumen tersebut juga mencakup paragraf yang mengungkapkan keprihatinan mendalam mengenai situasi yang bergejolak di Afghanistan dalam hal masalah kemanusiaan, politik, ekonomi, sosial dan keamanan.
Secara khusus, teks tersebut mengutip perdagangan narkoba dan serangan teroris yang menargetkan warga sipil, selain kebutuhan untuk memulihkan sistem keuangan dan perbankan negara.
Selama terakhir kali Taliban berkuasa di Afghanistan dari tahun 1996 hingga 2001, mereka memberlakukan pembatasan yang luar biasa pada wanita.
Taliban mengharuskan kaum perempuan untuk mengenakan burqa atau cadar yang menutupi seluruh tubuh dan melarang mereka dari kehidupan publik dan pendidikan.
Setelah merebut kekuasaan lagi pada bulan Agustus, Taliban pada awalnya tampaknya agak memoderasi pembatasan mereka, mengumumkan tidak ada aturan berpakaian untuk wanita.