PR DEPOK - Perusahaan Eropa membantu Asia Tenggara termasuk Indonesia mengubah sampah menjadi energi.
Perusahaan-perusahaan Eropa mulai berinvestasi besar-besaran di pasar limbah ke energi (waste-to-energy/WtE) di Asia Tenggara.
Hal ini karena permintaan listrik di kawasan ini diperkirakan akan melonjak dalam beberapa dekade mendatang dan permintaan Eropa sendiri untuk membakar sampah mengering.
Perusahaan Eropa dan Jepang telah lama mendominasi industri WtE, yang pada tingkat yang paling sederhana melihat pembangkit listrik membakar sampah yang tidak dapat didaur ulang untuk menghasilkan listrik.
Baca Juga: Ramalan Shio Tikus, Kerbau, dan Macan, Rabu, 11 Januari 2023: Pikir Dua Kali Sebelum Bertindak
Energymonitor.ai, sebuah situs web berita energi bersih, baru-baru ini memperkirakan bahwa ada lebih dari 100 proyek limbah menjadi energi yang baru-baru ini selesai atau sedang berlangsung di Filipina, Indonesia dan Thailand.
Allied Project Services perusahaan uang berbasis di Inggris juga membiayai pabrik Pangasinan di Filipina.
Proyek yang didukung pemerintah Denmark untuk pabrik di Semarang, di Indonesia.
Sebuah proyek di Chonburi, Thailand, didukung oleh perusahaan Prancis ENGIE dan Suez Environment.