Bakal Diterapkan di Indonesia, Teknologi Scan Wajah pada SIM Sempat Tuai Polemik di AS

- 3 Februari 2023, 19:32 WIB
Teknologi scan wajah yang akan akan diterapkan pada SIM di Indonesia sempat menuai polemik di AS soal privasi.
Teknologi scan wajah yang akan akan diterapkan pada SIM di Indonesia sempat menuai polemik di AS soal privasi. /Pixabay/mohamed_hassan/

Baca Juga: Cara Praktis Cek Daftar Penerima Bansos 2023 Secara Online Lewat Ponsel di cekbansos.kemensos.go.id

FBI misalnya, telah menyadap foto-foto penegak hukum negara bagian terutama yang digunakan untuk SIM dan aplikasi visa selama hampir satu dekade, menurut laporan Kantor Akuntabilitas Pemerintah.

Biro ini telah melakukan lebih dari 390.000 pencarian melalui database yang secara kolektif menyimpan lebih dari 640 juta foto, demikian ungkap para pejabat FBI.

Dokumen-dokumen para peneliti Georgetown mencakup tahun 2014 hingga 2017, dan tidak segera jelas apakah negara-negara bagian tersebut masih mematuhi permintaan ICE.

Perwakilan dari departemen kendaraan bermotor di negara-negara bagian tersebut tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar pada Minggu malam.

Baca Juga: Tes IQ: Anda Jenius jika Bisa Pecahkan 3 Teka-Teki Sulit Ini dalam 30 Detik, Coba Sekarang!

Pada hari Senin, Amy Tatko, manajer penjangkauan publik untuk Dinas Transportasi Vermont, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penggunaan teknologi pengenalan wajah oleh badan tersebut dihentikan pada tahun 2017 "atas arahan gubernur saat ini, Phil Scott, segera setelah hal itu menjadi perhatiannya."

Matt Bourke, juru bicara ICE, mengatakan bahwa agensi tersebut tidak akan mengomentari teknik, taktik, atau alat investigasi karena kepekaan penegakan hukum.

Teknologi pengenalan wajah telah menghadapi kritik dari para ahli yang menunjuk pada penelitian yang menunjukkan bahwa algoritme pengenalan wajah cenderung salah mengidentifikasi orang kulit berwarna dan khususnya, wanita kulit berwarna.

Setidaknya 25 peneliti kecerdasan buatan terkemuka, termasuk para ahli di Google, Facebook, dan Microsoft, menandatangani sebuah surat pada bulan April yang menyerukan kepada Amazon untuk berhenti menjual teknologi pengenal wajahnya kepada lembaga penegak hukum karena teknologi tersebut bias terhadap perempuan dan ras minoritas.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Pikiran Rakyat New York Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x