AS dan Inggris Kembali Serang Yaman, Targetkan Penyimpanan Bawah Tanah Kelompok Houthi

- 23 Januari 2024, 10:19 WIB
Sebuah pesawat lepas landas untuk bergabung dengan koalisi pimpinan AS untuk melakukan serangan udara terhadap sasaran militer di Yaman, yang ditujukan pada milisi Houthi.
Sebuah pesawat lepas landas untuk bergabung dengan koalisi pimpinan AS untuk melakukan serangan udara terhadap sasaran militer di Yaman, yang ditujukan pada milisi Houthi. /Reuters/US Central Command/via REUTERS

“Kami mendapatkan dampak yang diharapkan,” kata pejabat militer AS kepada wartawan, seperti dikutp dari Channel News Asia.

Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan terbaru itu dilakukan untuk membela diri.

“Tindakan ini akan memberikan pukulan lain terhadap terbatasnya stok mereka dan kemampuannya mengancam perdagangan global,” kata Shapps.

Presiden Joe Biden mengatakan pekan lalu bahwa serangan udara akan terus berlanjut meskipun dia mengakui bahwa mereka mungkin tidak dapat menghentikan serangan Houthi.

Baca Juga: Mantap Sekali! 5 Rekomendasi Tempat Bakso Terkenal di Purwokerto, Ini Baru Bakso

Pekan lalu, Houthi meluncurkan dua rudal balistik anti-kapal ke kapal tanker milik AS yang menghantam perairan dekat kapal tersebut namun tidak menyebabkan cedera atau kerusakan.

Strategi Biden bertujuan untuk melemahkan militan Houthi tetapi tidak berhasil mengalahkan kelompok tersebut atau secara langsung mengatasi Iran, sponsor utama Houth.

Strategi tersebut, yang merupakan perpaduan antara serangan militer terbatas dan sanksi, bertujuan untuk mencegah konflik Timur Tengah yang lebih luas bahkan ketika Washington berupaya untuk menghukum Houthi atas serangan mereka terhadap kapal-kapal Laut Merah.

Kapal kontainer telah berhenti sejenak atau mengalihkan perhatian dari Laut Merah yang mengarah ke Terusan Suez, jalur angkutan tercepat dari Asia ke Eropa. Banyak kapal terpaksa mengambil rute yang lebih panjang melalui Tanjung Harapan.***

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x