Dendam dengan Kematian Sang Ayah, Anak Lelaki Ini Habiskan Waktu Selama 17 Tahun Demi Kejar Pelaku

- 23 September 2020, 18:35 WIB
Seorang anak lelaki mengahabiskan waktu selama 17 tahun guna mencari pelaku kejaharan pembunuhan sang ayah
Seorang anak lelaki mengahabiskan waktu selama 17 tahun guna mencari pelaku kejaharan pembunuhan sang ayah /Oddity Central

PR DEPOK - Pemberitaan di Tiongkok mengabarkan kisah seorang anak lelaki yang telah menjadi saksi atas pembunuhan ayahnya yang dilakukan oleh tetangganya sendiri ketika usianya menginjak umur 9 tahun saat itu.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-depok.com dari oddity central bermula, pada 9 Agustus 2000 Xiang Mingqian tengah bermain dipinggiran sungai bersama temannya Zhang Jun.

Namun, kala itu terjadi sebuah perselisihan ketika Jun telah melemparkan sebuah batu kedalam aliran sungai sehingga membuat Xiang Mingqian menjadi basah kuyup.

Baca Juga: Tak Sengaja Telan Sikat Gigi, Seorang Pria Harus Jalani Operasi Pembedahan Perut

Karena tidak mau kalah, aksi tersebut juga dibalas oleh Xiang Mingqian dengan melemparkan batu yang lebih besar ke aliran sungai sehingga Zhang Jun juga mejadi basah kuyup juga.

Namun perselisihan kedua anak tersebut juga menyeret kedua belah pihak keluarganya hingga mengakibatkan suatu peristiwa yang amat sangat pahit.

Kala itu keadaan tidak dapat dikendalikan disebabkan oleh pertengkaran dari kedua anak lelaki tersebut, merasa cucunya disakiti sang nenek dari Xiang datang dengan mendorong Jun, namun karena lokasi kejadian berdekatan dengan kediaman kedua keluarga.

Baca Juga: Resmi Kembali ke Pangkuan Si Nyonya Tua, Alvaro Morata Dipinjam dari Atletico Madrid

Kakak perempuan Xiang juga bertindak untuk melerai.

Namun sayang, bukan mendapat perlakuan yang baik sang kaka balik dipukul oleh salah satu keluarga Jun.

Tidak terima dengan tindakan dialaminya, sang kakak menceritakan kejadian sebenaranya kepada suaminya ketika pulang ke rumah paska terjadinya keributan tersebut.

Baca Juga: Disidang PBB, Joko Widodo Singgung Soal Harga Vaksi Covid-19

Sesaat konflik kedua keluarga itu terjadi, orang tua Xiang Mingqia telah pergi ke toko eletronik untuk membeli TV baru.

Ketika pulang, Xiang enggan untuk menceritakan kejadian yang telah dialaminya.

Merasa tidak puas, sang kakak meradang masuk ke ruang keluarga dan menceritakan kepada sang ayah bahwa dirinya telah mendapatkan perlakuan kasar dari kelaurga Jung, dan saat ini suaminya sedang pergi ke keluarganya Jung menanyakan kejelasan atas perlakukan tindakan mereka kepada istrinya yakni kakak perempuan Xiang.

Baca Juga: Tegaskan Dukungan Kemerdekaan Palestina, Joko Widodo: PBB Dibentuk untuk Perdamaian Dunia

Tanpa pikir panjang, bergegaslah sang ayah pergi dengan mengenakan mantel berbekal senter untuk membantu menantunya tersebut.

Hal tersebut diikuti oleh Xiang yang penasaran ingin melihat sang ayah masuk ke rumah Jung, namun sesaat kemudian lampu mulai padam, keadaan ruangan menjadi gelap.

Xiang mendengar jeritan sang ayah seperti sedang ditikam oleh beberapa anggota keluarga Jung.

Baca Juga: Mengaku Reainkarnasi Yesus, Mantan Petugas Lalu Lintas Ditangkap dengan Dua Ajudannya

Melihat kondisi sang ayah yang ditemukan penuh luka, keluarga bergegas untuk membawanya kerumah sakit, namun sayang nyawa sang ayah tidak dapat diselamatkan.

Mengingat kejadian tersebut, Xiang menjadi saksi hidup dalam tragedi tersebut, bahkan hingga saat ini, dirinya masih mengingat kondisi keadaan sang ayah sesaat menghadapi kematian seperti sedang menggigil kedinginana dan menahan lapar.

Merasa dihancurkan, keluarga Xiang bergegas melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian.

Baca Juga: Kirana Indonesia Gelar Pameran Seni Rupa di Tiongkok Guna Bangkitkan Gagasan Kreator di Masa Pandemi

Namun, pihak polisi hanya muncul dalam mengolah TKP, mereka memanggil sang pelaku pembunuhan, namun anehnya polisi tidak melakukan penangkapan.

Guna menghindari penyelidikan yang lebih lanjut, Keluarga Jung pergi guna melarikan diri, selang beberapa waktu akhirnya polisi membatalkan perkara ini disebabkan pihaknya tidak dapat menemukan sang pelaku utama yakni ayah Jung Zhang Mouqui.

Hari demi hari dilalui kelurga Xiang, setelah ayahnya berpulang, keadaan keluarga Xiang begitu memprihatinkan, tidak ada lagi pemasukan ekonomi guna memenuhi kebutuhan hidup keluarga, Xiang terpaksa berjualan mie untuk menyambung hidup keluarganya.

Baca Juga: 450 Paus Ditemukan Terdampar di Bibir Pantai

Xiang diketahui merupakan murid yang pandai di sekolahnya, namun meskipun menjadi murid yang selalu berprestasi, dirinya memutuskan untuk berhenti dari sekolah untuk mengabdikan hidupnya dalam menangkap pelaku yang telah membunuh ayahnya.

Xiang begitu hancur, melihat sang ibu yang selalu menangis dan mengetahui pembunuh suaminya masih ada.

Xiang merasa hal ini tidak adil, ditambah dengan kondisi keluarganya yang menjadi sengasara.

Baca Juga: Jelang Rilis Data Persediaan AS, Harga Minyak Dunia Menguat Tipis

Melihat kondisi sang ibu yang kini berganti peran mencari nafkah untuk menyambung hidup disertai dengan kakak perempuannya yang sudah sibuk mengurusi keluarganya masing-masing.

Xiang memutuskan sendiri untuk mencari pelaku yang telah membunuh sang ayah, yakni keluarga Ju Zhang Mouqui.

Namun diketahui keluarga tersebut berpindah ke Kota Changba, disaat usia Xiang berusia 10 tahun.

Baca Juga: Istri Kobe Bryant Gugat Kepala Polisi di LA Usai Diduga Sebar Foto Kecelakaan Suami dan Putrinya

Bertahun-tahun lamanya, usaha Xiang mencari pelaku pembunuhan sang ayah belum membuahkan hasil, keberadaan pelaku belum juga diketahui. Namun, dirinya tidak pernah menyerah.

Di tahun 2007 silam, Xiang mendapatkan informasi pertama disertai dengan tiga petunjuk penting.

Seseorang memberitahukan keberadaan Zhang Mouqui yang selalu mengendarai sepeda motor di lokasi Stasiun Kereta Api Kunming.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Foto yang Perlihatkan Anies Baswedan Dinobatkan sebagai Gubernur Terbaik di Dunia

Mendapatkan informasi tersebut Xiang menghabiskan waktu mengawasi dan memeriksa keberadaanya di wilayah stasiun tersebut, namun upayanya tersebut kembali tidak menemukan jawaban.

Berjalan pada tahun 2013, Xiang menerima informasi jika Zhang bersembunyi di kawasan industry kota Jinjiang Provinsi Fujian.

Dengan tekad yang bulat, Xiang pergi ke lokasi tersebut, namun setelah enam bulan pencarian, harapan keberhasilan belum didapatnya lagi.

Baca Juga: Pria Pensiunan Habiskan 30 Tahun Menggali Saluran Air Sepanjang 3 KM, Hanya Andalkan Perkakas Tangan

Setelah masuk ditahun 2017, Xiang kembali pulang ke rumah, dirinya diberitahu oleh salah seorang yang menurutnya menjadi informan yang dapat dipercaya, jika saat ini Zhang Mouqui tengah bersembunyi di kota Nan’an Provinsi Fujian.

Mengetahui untuk menuju lokasi tersebut harus menempuh perjalanan yang jauh, Xiang tidak peduli, dirinya mengemasi perbekalannya kedalam tas dan langsung pergi ke lokasi tujuan.

Sesampainya disana, Xiang mendapat informasi jika Zhang Mouqui bekerja disalah satu pabrik makan di pinggiran Kota Nan’an.

Baca Juga: Temuan Kasus Prostitusi Berkedok Usaha Panti Pijat di Jakarta Utara, Tarik Pelanggan Melalui Chat

Xiang berinisiatif untuk menyewa kendaraan, menanyakan informasi keberadaan Zhang dengan menghabiskan waktu hingga berhari-hari di pintu masuk pabrik tersebut, memasuki hari ketiga setelah penantian panjangnya di 17 tahun akhirnya Zhang Mouqui ditemukan.

Kondisi Zhang tidak banyak berubah, dia hanya nampak lebih tua.

Tidak menunggu waktu yang lama Xiang menikam Zhang Mouqui sambil berkata dirinya telah mengubah nama menjadi Shao Liang, wanita yang rela kehilangan suami dan meninggalkan anak-anaknya. Imbas dari perlakuan keji Zhang Mouqui ayah dari keluarga Jung.

Baca Juga: Diduga Sterilisasi Wanita Muslim Uighur, Tiongkok Akui Alami Penurunan Angka Kelahiran di Xinjiang

Setelah melakukan penikaman tersebut, disertakan dengan pengumpulan bukti Xiang datang ke kantor polisi guna mendapatakan keadilan, alih-alih meminta bantuan, Xiang malah dituduh karena kesalahannya tersebut, petugas kepolisian menerangkan jika pihaknya tidak memiliki catatan Kriminal Zhang Mouqui.

Selah beberapa waktu, pihaknya baru mengetahui pada data yang ada di Kota Changba, data tersebut telah dihapus dalam catatan Zhang pada tahun 2015 silam.

Merasa tidak adil, keputusan kepolisan turut menghadirkan keluarga Zhang Mouqui lainnya guna dilanjutkan bukti keterangannya.

Baca Juga: Depok Catat Lonjakan Kasus Baru Covid-19, Dinkes Sasar Wisma Makara UI untuk Lokasi Isolasi Tambahan

Pada 10 Oktober 2018 silam, Pengadilan Menengah Rakyat Kota Zhaotong, Provinsi Yunnan, memutuskan Zhang Mouqui telah bersalah atas kematian Zhang Mouquui dan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup serta merampas hak politik.

Tepatnya, setelah 17 tahun dan 4 hari, Xiang Mingqian akhirnya telah berhasil melakukan apa yang dia ingin lakukan setelah kematian sang ayah.

Menginjak usia 26 tahun, Xiang Mingqian akhirnya siap untuk memulai hidupnya.

Baca Juga: Kasus Alpen Food Belum Usai, Tagar Boikot Aice Kembali Trending di Twitter Akibat Besaran Upah Turun

Kini dirinya memiliki seorang kekasih, namun karena terkendala oleh keuangan dan waktu, dirinya memutuskan untuk tidak menikah Xiang beranggapan akan fokus dalam membenahi keadaan psikis dirinya terlebih dahulu.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Oddity Central


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x