Lebih lanjut, pejabat perikanan itu tampaknya telah diinterogasi ketika berada di lautan sebelum akhirnya dieksekusi atas "perintah dari otoritas yang lebih tinggi".
Berdasarkan kabar yang dihimpun, pasukan Korut yang mengenakan masker gas kemudian menyiram jasadnya dengan minyak dan membakarnya.
Sebelumnya pada Rabu 23 September 2020, militer Korsel dilaporkan telah mengirim pesan ke Korut melalui perbatasan darat untuk meminta penjelasan. Akan tetapi, pasukan negara yang dipimpin Kim Jong Un belum memberikan tanggapan apapun.
Komandan militer Amerika Serikat (AS) di Korsel mengatakan bahwa pasukan Korut telah diberi perintah melakukan hal tersebut sebagai upaya mencegah Covid-19 menyebar di negara itu.
Baca Juga: Kalahkan Tai Tzu Ying, Liliyana Natsir Jadi Pebulutangkis Putri Terbaik dalam Satu Dekade Versi BWF
Penegakan ketat atas perintah tersebut mungkin merupakan upaya untuk mencegah wabah mengganggu parade militer besar yang diperkirakan akan diadakan pada 10 Oktober, ketika negara itu memperingati berdirinya Partai Pekerja Korea yang berkuasa.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh CEO Korea Risk Group Chad O'Carroll, yang memantau Korut.
"Dalam banyak hal, parade ini merupakan potensi risiko virus yang sangat besar. Dan tampaknya ketakutan tentang risiko itu menyebabkan aturan tembak-untuk-membunuh," ujarnya.***