Jelaskan Kesaksian Saat Jadi Relawan Vaksinasi Covid-19 Sinovac, Ini Kata Ridwan Kamil

13 Januari 2021, 16:25 WIB
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat menjadi relawan vaksinasi Covid-19. /Instagram @ridwankamil

PR DEPOK - Rabu 13 Januari 2021, pemerintah menggelar program vaksinasi Covid-19 pertama dan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden dan BNPB.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan orang pertama yang melakukan vaksinasi tersebut.

Hal itu disampaikan pula oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dalam akun Instagramnya @ridwankamil.

Baca Juga: Jokowi Divaksin Sinovac, dr Tirta: Masih Ada yang Sebar Aneh-Aneh, Emang Dasarnya Kamu Absurd!

Dalam unggahan videonya, Ridwan Kamil menjelaskan urutan dari penerima vaksin setelah Presiden.

"KABAR BAIK: VAKSINASI DIMULAI HARI INI. Vaksinasi anti covid-19 akan dimulai hari ini. Rencananya Bpk Presiden pagi ini sebagai teladan akan menjadi individu pertama yang akan disuntik vaksin. Lanjut para nakes, kepala daerah sebagai contoh dan profesi rawan covid," kata pria yang akrab dipanggil Kang Emil tersebut.

Meski begitu, tapi Kang Emil sendiri mengungkapkan bahwa dirinya takkan menerima vaksin Covid-19 karena sudah mendapatkannya saat menjadi relawan beberapa waktu lalu.

"Saya sendiri sudah 2 KALI DISUNTIK vaksin covid-19, melalui produk Biofarma-Sinovac. Jadi tidak perlu disuntik lagi," ucapnya menambahkan seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Rabu, 13 Januari 2021.

Baca Juga: Sebut Mardani ‘Jilat’ Habib Rizieq-FPI, Guntur Romli: Padahal Tersangka, Masih Saja Ambil Untung!

Pernah menjadi relawan dalam uji klinis vaksin berhasil membuat Kang Emil merasakan sendiri kemanjuran dari vaksin Sinovac tersebut.

Dia menyampaikan bahwa kemanjuran yang dihasilkan Sinovac begitu menggemberikan. Vaksin ini dinyatakan berhasil melebihi standar efikasi yang dibuat oleh World Health Organization (WHO).

"Hasilnya sangat menggembirakan: Efikasi 65.3 persen (diatas standar WHO 50 persen). Dan 3 bulan setelah disuntik, pasukan Antibodi muncul berlimpah 99 persen," ujar Gubernur Jawa Barat tersebut.

Selain itu, dalam unggahannya itu Kang Emil juga mengungkapkan terkait efek samping dari vaksin Sinovac berdasarkan pengalaman yang ia rasakan.

Baca Juga: Temukan Jejak Digital HH Jelekkan Jokowi, Muannas Tagih Rp1 Miliar: Jangan Sampai Dibilang Munafik!

Menurutnya, selama ia menjadi relawan dan mendapatkan vaksin Covid-19, ia tak mengalami efek samping apapun selain rasa kantuk dan pegal setelah disuntik pertama kali.

"EFEK SAMPING: Kesaksian saya sebagai relawan, rata-rata alhamdulillah tidak ada efek samping. Paling hanya pegal 1 jam setelah disuntik dan saya mah mengantuk selama 3 hari," kata Kang Emil.

Dia juga mengaku tak mengalami efek samping yang biasanya terjadi setelah vaksinasi seperti demam, bahkan dengan khas nyelenehnya Kang Emil menyatakan tak terjadi apa-apa dengan otongnya.

"Tidak ada demam tidak ada bengkak, tidak nambah panjang si otong dan tidak berubah jadi hijau Hulk atau apapun selama ini banyak dikhawatirkan mereka yang terkena hoax," ucapnya menambahkan.

Baca Juga: Raffi Ahmad Divaksin Wakili Generasi Muda, Ernest Prakasa: Dia Sangat Berpengaruh Ke Masyarakat Luas

Kemudian, Kang Emil menyebutkan efek baik yang justru ia alami setelah melakukan vaksinasi dalam uji klinis Sinovac beberapa waktu lalu.

"Efek baik: badan merasa lebih sehat, nafsu makan naik dan nafsu julid turun," ujarnya menegaskan.

Namun, dalam penjelasannya itu, Kang Emil mengungkapkan bahwa vaksin yang digunakan olehnya dan para relawan beberapa waktu lau belum diproduksi.

Dia menjelaskan bahwa vaksin yang minggu ini digunakan sekaligus yang Presiden Jokowi dapatkan adalah vaksin yang dibeli langsung dan digunakan di Brazil serta Turki.

Baca Juga: Ada Kemungkinan Sriwijaya Air SJ-182 Sengaja Dijatuhkan Atau Dibajak? Ini Penjelasan Vincent Raditya

"Vaksin Bio-farma yang saya ini belum diproduksi. Yang tahap 1 Minggu ini akan digunakan adalah vaksin sinovac yang dibeli langsung setelah berhasil menjalani 3 tes di Brazil (78 persen efikasi) dan Turki (90 persen efikasi)," katanya menambahkan.

Sedangkan untuk tahap 2 hingga 3, lanjutnya, vaksin yang digunakan adalah vaksin Bio-farma, Pfizer atau AstraZeneca.

"Tahap 2-3 baru pake vaksin Bio farma atau Pfizer atau Astra Zeneca. Semua sama saja," ujar Kang Emil.

Lebih lanjutnya, Kang Emil menjelaskan dalam kondisi pandemi seperti ini, vaksinasi adalah suatu kewajiban, berbeda bila kondisi tidak darurat.

Baca Juga: Ribka Politisi PDIP Tegas Tolak Vaksinasi, Muannas Alaidid: Ini Dilarang UU ITE, Proses Hukum Saja

Sebab vaksinasi Covid-19 merupakan sebuah kewajiban, maka menurutnya siapa saja yang menolaknya berati dapat membahayakan orang lain.

Hal itu juga mengakibatkan orang yang menolak tersebut akan mendapatkan sanksi sesuai hukum darurat wabah dan karantina kesehatan.

Dalam pernyataan terakhirnya, Kang Emil mengingatkan untuk tetap disiplin mentaati protokol kesehatan atau menerapkan 3M karena vaksin hanya metode pengurang wabah.

***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Instagram @ridwankamil

Tags

Terkini

Terpopuler