Cerita Rakyat Sangkuriang Diungkap Peneliti Berhubungan dengan Fakta Gempa Sesar Lembang

- 28 Januari 2021, 21:00 WIB
Peringatan lokasi zona sesar Lembang.
Peringatan lokasi zona sesar Lembang. /HUMA KBB

PR DEPOK – Belakangan ini sesar Lembang menjadi perbincangan hangat di tengah publik. Publik diresahkan dengan kabar bahwa akan terjadi gempa besar yang dipicu oleh sesar Lembang yang akan mengeluarkan energi besar.

Kabar itu pun telah diklarifikasi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

BMKG menegaskan bahwa kabar mengenai sesar Lembang yang akan melepaskan energi adalah tidak benar.

Baca Juga: Presiden Jokowi Luncurkan Gerakan Nasional Wakaf Uang, Berikut Penjelasan Kemenag Soal Mekanismenya

Terlepas dari itu semua, ternyata terdapat fakta menarik tentang sisi lain dari sesar yang berada di utara Kota Bandung tersebut.

Peneliti gempa dari pusat penelitian geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Mudrik Rahmawan Daryono mengungkapkan, bahwa ternyata dalam cerita rakyat Sangkuriang, terdapat gambaran dari gempa sesar Lembang di masa lampau.

Hal itu disampaikan Dr. Mudrik dalam webinar yang digelar oleh Seksi Mahasiswa dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia Institut Teknologi Bandung (SM-IAGI ITB), pada Sabtu 18 Mei 2020.

Baca Juga: Eform bri.co.id/bpum untuk Cek Status Penerima BLT BPUM UMKM Rp2,4 Juta

Dr. Mudrik menjelaskan, sesar Lembang membentang sepanjang 29 kilometer dari wilayah Cimeta, Padalarang, hingga wilayah sekitar Batu Lonceng, Selatan Bukit Tunggul.

Sesar tersebut memotong wilayah Bandung menjadi dua bagian. Bagian utara meliputi wilayah selatan gunung Burangrang, Lembang, hingga Maribaya. Sedangkan wilayah selatan meliputi wilayah utara Cimahi, pusat kota Bandung, hingga utara wilayah Cibiru.

Dr. Mudrik mengungkapkan, bahwa dalam usaha mengungkap catatan gempa sesar Lembang di masa lampau, dia dan timnya menggunakan catatan penelitian gempa bumi di Kepulauan Indonesia periode 1538-1877 yang disusun Arthur Wichman.

Baca Juga: Korban Meninggal Covid-19 Inggris Tembus 100.000, PM Boris Johnson Sampaikan Permintaan Maaf

Akan tetapi, Dr. Mudrik dan tim tidak menemukan catatan gempa sesar Lembang yang lebih lampau dari tahun 1.600 dalam catatan penelitian tersebut.

“Tidak ada catatan kejadian gempa bumi (sesar lembang) dari catatan Wichmann di sesar lembang. Tetapi kita harus pahami bersama, catatan Fisher Wichmann itu mencatat gempa bumi (sesar lembang) dari tahun 1600 hingga 1877. Jadi, catatan gempa bumi (sesar lembang) mereka yang lebih tua dari tahun 1600, tidak ada,” tutur Dr. Mudrik dalam kanal Youtube SM-IAGI ITB, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com.

Akan tetapi, secara mengejutkan Dr. Mudrik dan tim justru menemukan catatan gempa sesar Lembang di masa lampau dalam cerita rakyat Sangkuriang, yang termuat dalam catatan Bujangga Manik pada abad ke-15.

Baca Juga: Nilai Aturan Jam Malam Tak Efektif, dr. Tirta: Corana Ga Keluar Malam, Banyak Usaha Warga yang Terdampak

“Kemudian yang menarik, ada cerita Sangkuriang. Dalam cerita itu digambarkan ada pohon raksasa tumbang, yang roboh ke arah barat. Kemudian bagian tunggul pohon berada di wilayah Bukit Tunggul, dan bagian atasnya atau ranting berada di Gunung Burangrang. Kemudian terbentuk danau dalam satu malam,” tutur Dr. Mudrik.

Dr. Mudrik menjelaskan, bahwa pohon raksasa tumbang yang dimaksud dalam cerita tersebut, kemungkinan besar adalah getaran gempa yang terjadi, layaknya pohon tumbang yang menyentuh tanah dan kemudian menimbulkan getaran.

Kemudian, pohon raksasa yang tumbang ke arah barat, mengidentifikasi bahwa gempa tersebut bergerak ke arah barat.

Baca Juga: Menag Yaqut Harap Situs Candi Borobudur dapat Menjadi Rumah Ibadah Umat Buddha Dunia

Ternyata, hal ini sesuai dengan fakta penelitian, yang menunjukkan bahwa wilayah sisi utara yang terpotong oleh sesar Lembang memang benar mengarah ke barat. Sedangkan, sisi selatan mengarah ke timur.

Selain itu, fakta mengejutkan lainnya adalah gambaran tunggul pohon atau bagian bawah dekat akar yang digambarkan dalam cerita Sangkuriang terdapat di wilayah Bukit Tunggul. Sedangkan rantingnya, ketika pohon itu terjatuh, berada di Gunung Burangrang.

Fakta penelitian membenarkan hal itu. Dr. Mudrik menjelaskan, berdasarkan penelitian, titik paling timur sesar Lembang, memang berada di wilayah selatan Bukit Tunggul, tepatnya di sekitar wilayah Batu Lonceng.

Baca Juga: Harga Cabai Rawit Merah Melonjak, Kepala Pasar Induk Kramajati: Pengaruh Cuaca

Kemudian memanjang ke arah barat menuju selatan Gunung Burangrang, tepatnya di wilayah Cipogor, Bandung Barat. Sebelum kemudian, berbelok ke arah barat daya dan berakhir di Cimeta, Padalarang.

Sedangkan, terbentuknya danau dalam satu malam, hal ini terkait dengan fakta penelitian yang menyatakan bahwa wilayah cekungan Lembang di masa lampau memang pernah tergenang air akibat tersumbatnya aliran sungai Citarum.

Diperkirakan, tersumbatnya sungai Citarum tersebut memang terjadi karena pergeseran besar sesar Lembang.

Baca Juga: Singgung Makna Pam Swakarsa yang Kembali Digagas Kapolri, Lukman Hakim: Mengapa Tak Gunakan Istilah Lain?

Dr. Mudrik mengungkapkan, bahwa fakta yang ditemukan di lapangan, ternyata memang benar dengan apa yang disampaikan dalam cerita Sangkuriang.

“Menurut saya, cerita sangkuriang itu sangat terkait dengan gempa yang pernah terjadi di sesar lembang,” ujar Dr. Mudrik.

Dengan fakta yang mengejutkan ini, tentu bisa menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa ternyata kearifan lokal seperti cerita rakyat, bukan hanya sekadar cerita belaka.

Baca Juga: 3 Hari Lagi Penyaluran BLT Lansia dan Penyandang Disabilitas Tahap 1 Berakhir, Simak Cara Dapatkanya Berikut

Namun, ternyata juga menyimpan catatan dari kejadian sebenarnya di masa lalu. Hanya saja dengan bahasa yang tersirat.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: YouTube Sobat Dosen


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x