Berkat Berkembangnya Produksi Gabah, Kementan Optimis RI Surplus Beras hingga Desember 2020

23 November 2020, 16:25 WIB
Ilustrasi - Petani padi di persawahan desa Klambu, Grobogan, Jawa Tengah, Senin 23 November 2020.* /Antara Foto/Yusuf Nugroho./

PR DEPOK – Kementerian Pertanian (Kementan) RI optimistis bahwa hingga Desember 2020, Indonesia masih surplus beras melihat dari perkembangan produksi gabah di tanah air.

“Sampai dengan September 2020, perhitungan Kementan masih surplus beras. Bahkan, Insya Allah hingga Desember kita masih tetap surplus beras,” ujar Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementan, Dedi Nursyamsi pada Senin, 23 November 2020 dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Maka dari itu, ia memprediksi pasokan beras hingga akhir tahun masih tetap aman meskipun saat ini dalam situasi pandemi Covid-19.

Baca Juga: Pemerintah Usulkan 10 RUU Masuk Prolegnas Prioritas 2021, Berikut Daftar Lengkapnya

Bahkan menurutnya, Indonesia dapat menopang kebutuhan hingga tujuh juta ton dalam periode Desember 2020 hingga Januari 2021.

Hal tersebut membuktikan bahwa meskipun masih dalam situasi pandemi, sektor pertanian merupakan satu-satunya Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap menggeliat dan meningkat hingga 16,24 persen di kuartal I dan II.

“Ternyata dari kuartal ke II dan III juga tetap meningkat sekira 2,15 persen. Artinya, sektor pertanian tetap tumbuh positif secara signifikan,” ucapnya.

Baca Juga: TNI Ditantang untuk Melawan Organisasi Papua Merdeka, Refly Harun: Memang Harusnya Ini yang Dihadapi

Pasalnya, dari segi penganggaran sektor pertanian mengalami penurunan.

Sebab, pemerintah pusat melalui kementerian dan lembaga, pemerintah provinsi, kabupaten dan kota memangkas anggaran untuk penanganan Covid-19.

“Dari segi anggaran turun, tetapi produksi tetap meningkat. Artinya, penyuluh dan petani tetap turun ke lapangan menggenjot produksi,” tuturnya.

Ia mengakui, kenaikan PDB dari sektor pertanian tersebut tidak terlepas dari peran serta petani milenial yang ikut berpartisipasi dalam penyediaan pangan selama masa pandemi.

Baca Juga: Langkah Pangdam Jaya Copot Baliho HRS Dinilai Tepat, Ruhut Sitompul: Nuhun, Anda Layak dapat Bintang

Hingga saat ini, Kementan mencatat terdapat sekira 33 juta petani di Indonesia. Namun, dari jumlah itu sebagian besar termasuk kepada kelompok petani tua. Sedangkan di sisi lain, petani milenial hanya sekira 30 persen.

Untuk diketahui, saat ini petani di Indonesia memang masih tergolong usia produktif. Namun, 10 tahun ke depan mereka sudah tidak produktif lagi sehingga dibutuhkan regenerasi pelaku pertanian dari kelompok usia milenial.

“Ini bahaya. 10 tahun akan datang 70 persen lebih petani kita umur mereka tidak produktif lagi. Oleh sebab itu, siap tidak siap kita harus lakukan regenerasi petani,” ujar Dedi.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler