PR DEPOK – Tanggul Sungai Citarum di Kabupaten Bekasi jebol pada Minggu, 21 Februari 2021 dini hari sehingga menyebabkan banjir di Kabupaten Bekasi dan Karawang.
Puluhan ribu orang yang terdampak di wilayah itu kemudian dipaksa untuk mengungsi.
Selain itu, banjir juga memutus akses lalu lintas yang melalui jalur Bekasi-Karawang.
Tak hanya menjadi sorotan di Indonesia, jebolnya tanggul Sungai Citarum juga menjadi perhatian negara luar yaitu Turki.
Media Turki, TRT World turut membagikan kabar ini melalui akun Twitter resminya @TRTWorldNow pada Rabu, 23 Februari 2021.
Dalam cuitannya, TRT World mengunggah sejumlah gambar pemandangan udara dari pemukiman penduduk di Bekasi pasca jebolnya tanggul, yang menunjukkan sebagian besar wilayah terendam banjir.
Viralnya kabar jebol tanggul Sungai Citarum hingga ke Turki pun lantas ditanggapi oleh politisi Partai Golkar Achmad Annama.
Dia mengaku bingung sikap apa yang harus diambil atas kabar ini.
“Berita jebolnya tanggul sungai Citarum hingga merendam hampir seluruh wilayah Bekasi, Jawa Barat viral diberitakan hingga Turki. Bingung mau sedih atau bangga,” ujar Achmad seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun Twitter pribadinya @AchmadAnnama.
Sementara itu, hingga saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mencatat 10 kecamatan di daerah itu masih terendam banjir dengan ketinggian muka air 20-100 meter meski sebagian wilayah sudah mulai surut.
"Hingga hari ini terdata 84 titik banjir di 30 desa yang berada di 10 Kecamatan dengan ketinggian air maksimal satu meter berada di Kecamatan Muaragembong," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi Henri Lincoln, dikutip dari Antara.
Ia mengatakan tinggi muka air di Kecamatan Muaragembong berkisar 40-100 sentimeter.
Kecamatan Pebayuran setinggi 30-80 sentimeter, Cabangbungin 20-80 sentimeter, Sukawangi 40-60 sentimeter, dan Kecamatan Sukatani dengan ketinggian 50-80 sentimeter.
Kemudian di Kecamatan Sukakarya dengan ketinggian muka air 50 sentimeter, Karangbahagia 30-40 sentimeter, Cikarang Timur 20-40 sentimeter, Kedungwaringin 20-40 sentimeter, serta Kecamatan Tambun Utara setinggi 20-30 sentimeter.
Dari 10 kecamatan itu, kata dia, sebanyak 13.872 keluarga yang menjadi korban banjir.
Sebagian besar warga terutama di wilayah yang sudah mulai surut telah kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan sisa-sisa banjir.
Pemerintah Kabupaten Bekasi terus melakukan pemetaan dampak banjir seperti pendataan rumah rusak, areal persawahan, hingga sarana dan prasarana umum yang rusak akibat musibah banjir.
"Berdasarkan informasi, untuk perbaikan tanggul jebol Sungai Citarum, pemerintah daerah berkoordinasi dengan provinsi maupun pusat karena perbaikan sesuai kewenangan," tuturnya.
Secara keseluruhan banjir di Kabupaten Bekasi tahun ini melanda 19 kecamatan atau tujuh kecamatan lebih banyak dibanding banjir tahun sebelumnya.
Baca Juga: Tindaklanjuti Surat Edaran Kapolri, Polisi Siber Kirim 12 Peringatan ke Akun Medsos yang Sebar Hoaks
Selain curah hujan tinggi dan efek pembangunan, banjir tahun ini disebabkan jebolnya sejumlah tanggul penahan air di daerah aliran Sungai Citarum.***