Skakmat Said Didu yang Singgung Insentif Nakes, Yustinus Prastowo: Ini Ngurus Negara Pak, Bukan Kandang Sapi

24 Maret 2021, 11:13 WIB
Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis, Yustinus Prastowo. /Instagram @prastowoyustinus

PR DEPOK - Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis, Yustinus Prastowo, membalas pernyataan Said Didu tentang insentif nakes (tenaga kesehatan) yang kabarnya hingga saat ini belum dilunasi oleh pemerintah.

Dalam cuitan yang diunggah di akun Twitter miliknya @prastow pada Rabu, 24 Maret 2021, ia meminta agar Said Didu tidak memelintir informasi yang sudah benar.

Yustinus Prastowo lantas menjelaskan bahwa pemerintah sebenarnya sudah menyediakan anggaran untuk insentif nakes, dan saat ini tengah diverifikasi oleh pihak Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Baca Juga: Soal Wacan Impor Beras, Ketua PDIP Sumbar: Jangan Biasakan Ambil Jalan Pintas

Verifikasi dokumen ini, kata Stafsus Menkeu melanjutkan, dilakukan guna mendapatkan data yang kredibel dan akuntabel.

"Pak @msaid_didu, tak usah memelintir yang sudah benar. Pemerintah bukan tak mau membayar. Yang benar: anggaran sdh disediakan dan saat ini sdg verifikasi dokumen oleh auditor BPKP supaya kredibel dan akuntabel," ujar Yustinus Prastowo, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Cuitan Yustinus Prastowo. Tangkap layar Twitter @prastow

Lebih lanjut, ia menegaskan pada Said Didu bahwa pemerintah sedang mengurus negara dan bukan kandang sapi.

Baca Juga: Cara Daftar BSP/BPNT 2021 untuk Dapatkan Bantuan Sebesar Rp2,4 Juta dari Kemensos

Oleh karena itu, katanya, ada sejumlah aturan dan prosedur yang harus dilakukan dalam setiap keputusan yang diambil pemerintah, termasuk soal insentif nakes ini.

"Ini ngurus negara Pak, bukan kandang sapi. Ada aturan dan prosedur," tuturnya mengakhiri.

Sebelumnya, mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, mengomentari tunggakan insentif nakes yang hingga saat ini kabarnya belum dilunasi oleh pemerintah.

Baca Juga: Batas Akhir 1 April, Berikut Cara Daftar dan Syarat Ikut UTBK-SBMPTN 2021, Tersedia untuk Peserta KIP Kuliah

Ia menyoroti jumlah nakes yang gugur karena terpapar Covid-19 saat menangani pasien dan menyebut bahwa insentif bagi mereka lebih penting daripada menggaji staf khusus milenial.

"Ini lebih penting daripada menggaji stafsus milenial, BPIP, kartu prakrerja dan biayai buzzeRp," ujar Said Didu dalam cuitan di akun Twitter pribadinya. @msaid_didu.

Untuk diketahui, tercatat hingga saat ini jumlah nakes yang meninggal dunia akibat virus corona telah mencapai angka 863 orang.

Baca Juga: Survei Ipsos se-Asia Tenggara: 80 Persen Masyarakat Indonesia Sambut Vaksinasi Covid-19

Para nakes yang meninggal ini terdiri dari dokter, perawat, bidan, dokter gigi, serta petugas ambulan.

Terkait dengan insentif nakes yang belum dilunasi hingga saat ini, Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu, Isa Rachmatarwata, mengungkap bahwa jumlahnya mencapai Rp1,48 triliun.

Menurutnya, pihak BPKP sendiri masih melakukan verifikasi atas tunggakan pembayaran insentif nakes ini.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Rabu, 24 Maret 2021: Pisces Jangan Bertindak Tergesa-gesa dan Aquarius Maafkanlah Orang Lain

Sementara itu, pihak Kemenkeu juga terus melakukan komunikasi dengan BPKP agar insentif nakes ini bisa segera dilunasi.***

Editor: Annisa.Fauziah

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler