PR DEPOK - Tokoh Papua, Christ Wamea mengomentari pernyataan Ketua Bidang Pengurus MUI Pusat KH Cholil Nafis terkait radikalisme.
Diketahui Cholil Nafis sempat menyatakan bahwa radikalisme itu memang ada, tetapi menurutnya yang berbeda bukan berarti radikalisme.
Hal itu disampaikan Cholil Nafis melalui akun Twitter pribadinya @cholilnafis pada Selasa, 13 April 2021.
"Radikalisme ekstrimis itu ada dan fakta tapi tak setiap yg berbeda itu radikal," kata Cholil Nafis.
Menanggapi pernyataan itu, Christ Wamea berpendapat bahwa hal yang menjadi inti adalah agama Islam itu sendiri bukan agama yang menyebarkan paham radikalisme.
Mengingat tak sedikit pihak yang menyudutkan Islam ketika isu radikalisme santer dibicarakan publik, terutama setelah terjadinya insiden terorisme di Indonesia.
"Yg paling inti adlh islam bukan agama yg menyebarkan paham radikalisme," kata Christ Wamea seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun @PutraWadapi pada Rabu, 14 April 2021.
Baca Juga: Publik Sebut di Era Jokowi Perpecahan Makin Nyata, Fadli Zon: Berawal dari Pilkada DKI
Maka dari itu, dia menilai pembatalan acara atau kegiatan keagamaan Islam karena penilaian radikalisme itu teramat salah.
"Jd kegiatan2 resmi agama islam dikantor2 pemerintah/ BUMN dgn siapapun penceramahnya jgn dibatalkan krn alasan radikalisme itu sangat salah," ucapnya.
Sebagaimana diketahui bersama, kajian Ramadhan yang sebelumnya akan diadakan oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) dibatalkan oleh pihak direksi karena dianggap tidak mendapatkan izin.
Baca Juga: Ingin Dapat BLT UMKM Rp1,2 Juta? Segera Siapkan KTP Lalu Datang ke Kantor Ini
Baca Juga: Jokowi Teken Keppres No. 7-2021, Cuti Bersama ASN 2021 Diputuskan Hanya Dua Hari
Selain itu, pembatalan tersebut juga dikabarkan terjadi karena adanya penilaian radikalisme terhadap pembicara acara tersebut.
Sejumlah pembicara yang ada dalam flyer acara kajian di PT Pelni itu antara lain Ketua Bidang Pengurus MUI Pusat KH Cholil Nafis, Ustaz Syafiq Riza Basalamah, Ustaz Subhan Bawazier, Ustaz Rizal Yuliar Putrananda, dan Ustaz Firanda Andirja.