PR DEPOK – Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Umar Hasibuan atau kerap disapa Gus Umar tiba-tiba berkomentar soal isu Palestina-Israel yang masih berlangsung.
Melalui akun Twitter-nya, Gus Umar mengatakan bahwa rakyat Indonesia akan menghadapi situasi serba salah jika menggelar demonstrasi dalam rangka membela Palestina.
“Serba salah memang,” kata Gus Umar sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @UmarHasibuan__ pada Senin, 17 Mei 2021.
Lantas, ia melayangkan sindiran dengan menuturkan, jika ada sebuah demonstrasi dalam rangka membela Palestina, maka nantinya akan dilabeli Islam radikal.
“Nanti demo belain Palestina dibilang Islam radikal lah,” tuturnya menambahkan.
Selain dilabeli Islam radikal, lanjut Gus Umar, pihak yang melakukan demonstrasi tersebut juga akan dilabeli sebagai pusat penyebaran Covid-19.
“Dibilang pusat penyebaran covid lah,” kata Gus Umar melanjutkan.
Menurutnya, di Indonesia, jika suatu perintah bukan datang dari ‘Kakak Pembina’ maka akan dianggap intoleran, radikal, hingga mabuk agama.
“Dinegara ini kalau tidak perintah kakak pembina setiap gerakan pasti dianggap intoleran, radikal dan mabok agama,” ujar Gus Umar mengakhiri cuitannya.
Baca Juga: Ibunda Meninggal Akibat Covid-19, dr. Tompi Kecewa Faskes di Lhokseumawe: Cukup Ibu Saya Jadi Korban
Sebelumnya diberitakan, pada Minggu 16 Mei 2021, pesawat tempur milik Israel kembali menghancurkan sejumlah bangunan dan jalan di pusat Kota Gaza, Palestina.
Serangan udara yang dilancarkan Israel itu juga turut menghantam kawah yang memblokir salah satu jalan utama menuju rumah sakit Al-Shifa, pusat medis terbesar di Strip.
Dengan adanya serangan itu, lebih dari 170 warga Palestina, termasuk setidaknya 47 anak-anak, telah tewas di Jalur Gaza dalam tujuh hari agresi Israel.
Pasukan Israel juga telah menewaskan sedikitnya 13 warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Sementara itu, pihak Israel juga telah melaporkan terdapat 10 orang tewas, termasuk dua anak.
Dari ribuan rudal yang ditembakkan oleh Hamas, pihak Israel menjelaskan bahwa banyak di antaranya dicegat oleh sistem pertahanan udara atau Kubah Besi Israel.***