Sebut Keriuhan Soal PPN Sembako dan Pendidikan 'Uji Publik', Ferry Koto: Tak Perlu Caci Maki, Kritisi Saja

13 Juni 2021, 18:10 WIB
Ferry Koto. /Twitter @ferrykoto

PR DEPOK - Aktivis gerakan koperasi dan pemberdayaan ekonomi rakyat, Ferry Koto menanggapi terkait isu kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk sembako.

Ia menyatakan bahwa kegaduhan di masyarakat, soal perdebatan terkait rencana Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membuat tarif PPN sembako dan pendidikan ialah sebuah jalan yang benar dalam proses pembuatan kebijakan.

Ferry Koto menjelaskan hal tersebut melalui akun Twitter pribadinya @ferrykoto, pada Sabtu, 12 Juni 2021.

"Tanpa kita sadari, keriuhan saat ini dan berbagai diskusi serta perdebatan tentang RENCANA @KemenkeuRI pemerintah yg akan mengenakan PPn berbagai produk termasuk SEMBAKO & Jasa Pendidikan, adalah sebuah jalan yg benar dlm proses pembuatan Kebijakan/UU," kata Ferry Koto.

Baca Juga: Terkait Pendidikan Kader Ulama (PKU), MUI Kabupaten Cianjur Belajar dan Studi Banding dengan Kabupaten Bogor

Lanjut, Ferry menyebut bahwa inilah yang namanya uji publik. Ia berharap semoga diskusi dan perdebatannya konstruktif.

"Inilah namanya uji publik. Semoga diskusi dan perdebatannya konstruktif," ujar Ferry Koto.

Lalu Ferry juga menjelaskan bahwa di media sosial ada Prastowo Yustinus yang mewakili Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang disebutnya cukup baik dalam menjelaskan draf Rancangan Undang-Undang (RUU).

"Di Medsos ada mas @prastow yg mewakili @KemenkeuRI cukup baik menjelaskan DRAFT RUU nya, dan direspon warganet seperti pakde @Amal_Alghozali dgn kritis, berbasis realitas yg akan dihadapi Petani, peternak, dan dampak lanjutannya," kata Ferry Koto.

Baca Juga: Sinopsis Three Kingdoms, Kisah Pertempuran Terakhir Jenderal Legendaris Tiongkok Zhao Zilong

Menurut Ferry Koto, tak perlu dengan caci maki. Ia mengatakan hanya butuh mengkritisi saja, dan pemerintah hanya perlu mendengar dengan seksama sembari mengungkapkan data alasan dikenakannya PPN untuk sembako.

"Tak perlu caci maki, kecuali memang benci telah berkarat di hati. Kritisi saja. Pemerintah perlu mendengar dgn seksama, sambil terus berbagai data, kenapa misal SEMBAKO harus dikenakan PPn," ujar Ferry Koto.

Ferry melanjutkan, jika ia tidak keliru yang dimaksudkan akan dikenakan PPN ialah untuk sembako dari kalangan atas, bukan menengah kebawah.

"Walau yg sy tangkap penjelasan Pemerintah, maksudnya bukan pukul rata, tapi targeting. Yg dikenakan PPn, kalau sy tak keliru baca, adalah SEMBAKO yg dikonsumsi kalangan tertentu (Atas). bukan Sembako menengah-bawah," kata Ferry Koto.

Baca Juga: Update Persebaran Covid-19 Depok, 13 Juni 2021: 51.851 Positif, 48.767 Sembuh, 978 Meninggal Dunia

Lebih lanjut, meski begitu Ferry Koto mengatakan bahwa kenaikan PPN ini akan tetap berisiko, dan mesti belajar dari kasus sebelumnya.

"Walau hemat sy, kalau benar itu skemanya, tetap saja berisiko, apalagi beljar dari kasus "Gas Melon", dimana yg kaya macak miskiun," ujar Ferry Koto.

Ia menuturkan bahwa yang perlu disadari ialah pandemi yang sudah berjalan lebih dari satu tahun ini telah berdampak terhadap ekonomi negara. Ekonomi rakyat ikut merosot.

"Yg perlu sama2 kita sadari, bahwa pendemi yg sudah berjalan 1 tahun lebih ini, dan tidak tahu kapan akan berakhir, telah memukul sendi-sendi ekonomi negara kita. Rakyat pasti makin banyak yg terpuruk karena ekonomi merosot," kata Ferry Koto.

Cuitan Ferry Koto.

Ferry melanjutkan jika pendapatan negara terus-menerus tergerus maka program pemerintah bisa ikut terhenti.

"Sementara negara jg banyak kehilangan pendapatannya, dan jk terus tergerus, maka program2 pemerintah termasuk berbagai program subsidi rakyat, di bid pendidikan, ketahanan pangan, etc, bisa turut mandek," ujar Ferry Koto.

Ia menegaskan bahwa pemerintah kini harus bisa membuat sumber pendapatan baru.

"Pemerintah harus dapat meng-create sumber pendapat2an baru," kata Ferry Koto, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Baca Juga: Satgas Covid-19 Beri Bantuan Logistik Berupa 500 'Velbed' untuk Rusun Nagrak

Ferry berharap bisa adanya solusi atas persoalan ini, sehingga rakyat selamat, negara selamat, dan bisa terlepas dari dampak pandemi.

"Semoga ada solusi, sehingga rakyat selamat, negara selamat, dan kita bisa lolos dari dampak pendemi yang makin buruk jika terus berkepanjangan," ujar Ferry Koto.

Ia menegaskan bahwa kini saatnya semua saling bahu-membahu, saling memberi masukan dan mendengar satu sama lain.

"Saatnya bahu membahu, saling memberi masukan dan mendengar," kata Ferry Koto.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: Twitter @ferrykoto

Tags

Terkini

Terpopuler