PR DEPOK – Managing Director Political Economy & Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan buka suara terkait Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang akan digulirkan pemerintah.
Seperti diketahui, kebijakan PPN tersebut belakangan ini menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat.
Anthony Budiawan pun mengungkapkan pendapatnya melalui akun Twitter miliknya, @AnthonyBudiawan mengenai kebijakan PPN tersebut.
Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com, Rabu 16 Juni 2021, Anthony Budiawan membeberkan bahwa ekonomi dan keuangan negara sudah rapuh sejak lama.
“Ekonomi dan keuangan negara sudah sejak lama rapuh,” kata Anthony Budiawan menjelaskan.
Menurutnya, masa pandemi Covid-19 kian mempercepat kerapuhan ekonomi dan akhirnya menjadi bangkrut. Hal tersebut, dikatakan dia sudah diingatkan sejah jauh-jauh hari.
Baca Juga: Jaksa Pinangki Hanya Diberhentikan Sementara dari Posisinya, Christ Wamea: Ternyata Belum Dipecat
“Pandemi mempercepat rapuh menjadi bangkrut. Ini sudah diingatkan sejak lama,” ucapnya menekankan.
Akan tetapi, ia menjelaskan bahwa berbagai pembelaan yang dilontarkan para buzzer atau pendengung di media sosial telah menutupi itu semua.
Kendati demikian, menurut Anthony Budiawan, kondisi keuangan negara yang kritis pun akhirnya terbuka.
“Tapi biasa, pembelaan ala buzzeRp mencoba menutupi ini semua. Tapi akhirnya terbuka, keuangan negara memang kritis,” ujar dia menambahkan.
Dengan begitu, hal tersebut mengartikan bahwa keuangan negara secara teknis bangkrut dan kebijakan PPN menjadi misi utama dalam mengisi kas negara.
“Artinya, secara teknis bangkrut. Oleh karena itu, PPN jadi target utama mengisi kas negara,” ucapnya.
Menurutnya, pengenaan PPN secara luas pada sektor sembako, pendidikan, serta kesehatan akan membuat ekonomi kolaps.
Selain itu, lanjut dia, tingkat kemiskinan akan semakin bertambah dan kesenjangan sosial akan meningkat.
“Tapi kita ingatkan lagi, pengenaan PPN secara luas, menyasar sembako, pendidikan, kesehatan, akan membuat ekonomi kolaps, kemiskinan bertambah, kesenjangan sosial meningkat,” tutur Anthony Budiawan.