Telah Dibuktikan Akurat dan Aman, Alat Skrining Covid-19 GeNose Dapat Izin Edar dari Kemenkes

- 29 Desember 2020, 14:02 WIB
Petugas menunjukkan alat tes cepat Covid-19 melalui embusan nafas yang diberi nama GeNose hasil inovasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta di RSUP Dr. Sardjito, Sleman, D.I Yogyakarta, Senin (26/10/2020).
Petugas menunjukkan alat tes cepat Covid-19 melalui embusan nafas yang diberi nama GeNose hasil inovasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta di RSUP Dr. Sardjito, Sleman, D.I Yogyakarta, Senin (26/10/2020). /ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/

PR DEPOK - Pada Kamis, 24 Desember 2020, alat skrining Covid-19, GeNose telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan dengan nomor AKD 20401022883.

Dengan didapatkannya izin edar itu, alat skrining Covid-19 yang merupakan buatan Universitas Gadjah Mada tersebut bisa diproduksi secara massal dan didistribusikan kepada masyarakat.

Informasi itu disampaikan oleh Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro melalui konferensi pers virtual Perkembangan GeNose dan Rapid Test Antigen CePAD, di Jakarta pada Senin, 28 Desember 2020.

Baca Juga: Haikal Hassan Ditanya Bukti Mimpi, Faizal Assegaf: Mungkin Sedang Kembangkan Investigasi Alam Gaib

"Jadi artinya mulai saat ini GeNose sudah bisa diproduksi massal dan didistribusikan atau dipakai untuk kepentingan masyarakat terutama dalam tentunya skrining Covid-19," kata Bambang seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.

Keberadaan alat tersebut diketahui penting untuk menjawab kebutuhan skrining Covid-19 dalam waktu cepat.

"Alat ini bisa dianggap sebagai alat yang akurat, cepat, aman dan terjangkau dengan teknologi dan desain lokal serta yang masih impor adalah komponen elektroniknya," ucapnya menambahkan.

Baca Juga: Alhamdulillah! THR dan Gaji ke-13 PNS dan Pensiunan Tahun 2021 Dibayar Penuh Tanpa Ada Potongan

Kemudian GeNose ini mempunyai sensitifitas sebanyak 92 persen dan spesifitas 95 persen.

Pada Februari 2021 diharapkan kapasitas produksi lebih dari 5.000 unit.

Lebih lanjutnya, Bambang menjelaskan kelebihan GeNose yang bersifat non-invasif, sehingga yang dibutuhkan hanya mengembuskan nafas untuk mendeteksi Covid-19.

Baca Juga: Buka-bukaan, Politikus PKB Sebut Terawan Pernah Tolak Beli Vaksin Covid-19 Sinopharm dan AstraZeneca

Lalu, hasil deteksi cepat dari alat itu diketahui tidak lebih dari lima menit.

Alat tersebut juga tidak memerlukan reagen dan bahan kimia lain.

Selain itu biaya tes dengan alat tersebut juga terjangkau dan hanya membutuhkan NRM (non-rebreathing masker) serta hepa filter sekali pakai.

Baca Juga: Viral Kerumunan WNA Diduga di Bandara Soetta, Fadli Zon: Siapa yang Sebabkan? Bisa Langgar Prokes

Alat itu mempunyai realibilitas tinggi karena menggunakansensor yang bisa digunakan hingga puluhan ribu pasien dalam jangka lama.

Kemudian data analisis GeNose sudah terhubung ke sistem Cloud untuk diakses dalam jaringan (online).

Diketahui pada sistem kerja GeNose, nafas pasien diambil samplenya dengan meniup balon atau plastik.

Baca Juga: Dapat SMS Ini, Tetap Dapat BLT UMKM Rp2,4 Juta meski NIK dan KTP Tidak Terdaftar di eform.bri.co.id

Lalu sample nafas tersebut dimasukkan ke "sensing unit" yang terdiri dari beberapa puluh sensor udara.

Sensor itu memakai pendekatan kecerdasan buatan yang akan mendeteksi partikel atau volatile organic compound (VOC) yang dikeluarkan spesifik oleh pengidap Covid-19.

"Yang dideteksi di sini bukan virus penyebab Covid-19, tetapi yang dideteksi di sini adalah partikel atau senyawa yang memang secara spesifik akan berbeda kalau dia dikeluarkan oleh yang mengidap Covid-19," ujar Bambang.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x