Orang-orang Ahmadiyah dikatakan Alissa, sempat menelepon dan menangis karena merasa diusik oleh FPI.
"Tipping point saya terobsesi meneruskan perjuangan Gus Dur terjadi ketika FPI menyerang kampung Ahmadiyah di ManisLor, orang-orang Ahmadiyah via telpn menangis 'kami akan bertahan sampai mati. Seandainya masih ada Gus Dur, pasti beliau besok pagi sudah berdiri di depan gerbang kami'," kata Alissa Wahid, di twitternya.
Baca Juga: Pemerintah Resmi Bubarkan FPI, Mardani Ali: Bentuk Gagalnya Negara Membina Ormas
Kini, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan bahwa Front Pembela Islam (FPI) telah bubar sejak 21 Juni 2019.
Pemerintah juga resmi melarang aktivitas FPI dan menghentikan seluruh kegiatannya karena telah dinyatakan bahwa FPI tidak mempunyai kedudukan hukum.
Mahfud MD mengatakannya dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Kemenko Polhukam, Rabu, 30 Desember 2020.
Baca Juga: Tim Gugus Tugas Covid-19 Adakan Razia, Ratusan Kendaraan Tujuan Puncak-Cipanas Diputar Balik Petugas
"Bahwa FPI sejak tanggal 21 Juni tahun 2019 secara de jure telah bubar sebagai ormas," ujar Mahfud.
Pemerintah selama ini bersikeras untuk melarang dan menghentikan seluruh kegiatan yang digalakkan FPI, karena banyaknya keributan yang ditimbulkan.
Menyimak konpers Kemenkopolhukam, jadi ingat turun ke jalan tahun 2010-2011 dengan tagar #IndonesiaTanpaFPI karena FPi berkali2 melakukan aksi kekerasan.— Alissa Wahid (@AlissaWahid) December 30, 2020