Viral Video Pengungsi Mamuju Kesal Dipindahkan karena Jokowi, Refly: Ingin Terkesan Semua Ditangani

- 20 Januari 2021, 21:31 WIB
Refly Harun turut berkomentar soal video viral pengungsi emosi disuruh pindah saat Jokowi datang.
Refly Harun turut berkomentar soal video viral pengungsi emosi disuruh pindah saat Jokowi datang. /Tangakapn layar YouTube Refly Harun.

PR DEPOK - Baru-baru ini viral video yang menunjukkan pengungsi yang emosi lantaran dipaksa untuk pindah dari tempat pengungsiannya.

Kabarnya, pengungsi korban gempa Mamuju ini diminta untuk pindah ke tenda pengungsian yang disediakan oleh Kemensos, TNI, dan BNPB di Lapangan Stadion Manakarra.

Dalam narasi yang dituliskan di video yang beredar di media sosial tersebut, disebutkan bahwa para pengungsi dipaksa untuk pindah lantaran Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi hendak mengunjungi pengungsian Stadion Manakarra.

Baca Juga: Peringatkan Umat Muslim Tidak Tertipu Konspirasi Covid-19, Ulama Islam Kanada Tegas: Tak Berdasar!

Pengungsi yang merasa kesal lantas menolak dan terlibat ketegangan dengan aparat yang ditugaskan untuk memindahkan mereka.

“Masa ada pengungsi yang mau direkayasa, gak boleh begitu, pengungsi itu tidak direkayasa Pak,” demikian ujar seorang pria yang terekam di dalam video.

“Masa kita ini disuruh pindah, mana kita tidak punya kendaraan, dibawa barang-barang ke rumah. Cuma karena Jokowi kita disuruh pindah. Bagaimana ini, kita disuruh pindah karena akan kedatangan Jokowi, disuruh kosongkan kendaraan, disuruh kosongkan tenda dulu, dibongkar. Kata tentara, kalau pulang Jokowi bisa dipasang tenda lagi,” ujar seorang wanita yang diduga seorang pengungsi juga.

Baca Juga: Pandji Sebut FPI Ormas yang Bantu Warga, Muannas: Jangan Kayak Haikal-Mbak You, Minta Maaf Saja!

Tak hanya itu, pria lain yang juga diduga pengungsi gempa Mamuju mengatakan bahwa ia diminta pindah saat Jokowi tiba agar seolah-olah mereka mendapatkan bantuan.

“Ketika pemerintah pusat mau datang, kita seolah-olah mau diamankan, seolah-olah terfasilitasi bantuan. Ketika pemerintah pusat kembali, kita seolah-olah disuruh bikin tenda lagi, mau dibubarkan lagi,” ucap pria tersebut.

Video ini lantas menjadi viral usai Jokowi mengunjungi korban gempa Mamuju dan Majene di Sulawesi Barat, pada Selasa, 19 Januari 2021. Berbagai tanggapan dilontarkan oleh sejumlah tokoh, tak terkecuali Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun.

Baca Juga: Bandingkan Banjir Kalimantan Selatan-DKI, Ferdinand: di Kalsel Itu Musibah, Jakarta Masalah Kota!

Akan tetapi, video yang viral ini telah diklarifikasi oleh Dandim 1418 Mamuju Kolonel Tri Azis Hartono menegaskan bahwa peristiwa dalam video tersebut hanya salah paham dan tidak ada paksaan kepada warga.

“Enggak, enggak, tidak ada pengondisian, (tidak) memaksa warga membongkar tenda karena Jokowi mau datang. Kita imbau baik-baik masyarakat silakan, kita siapkan fasilitas. Gak ada pengondisian, mana berani kita pengondisian,” ujar Kolonel Tri.

Menanggapi video viral pengungsi yang kesal dan menolak dipindahkan ke pengungsian lain karena Jokowi mau datang ini turut ditanggapi oleh Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun.

Baca Juga: Muncul Isu Jokowi Langgar UU Soal Banjir di Kalsel, Moeldoko Tegas: Bencana Tidak Bisa Dikendalikan

Menurutnya, di masa sekarang ini, setiap kedatangan presiden ke suatu daerah pasti akan membuat sibuk semua petugas, aparat, dan birokrat di daerah yang akan didatanginya itu.

“Siapapun presidennya, mau Jokowi, mau SBY, mau siapapun kalau berkunjung ke suatu tempat bikin sibuk memang,” ujar Refly Harun, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube miliknya.

Ia menuturkan, kedatangan seorang pemimpin selalu membuat semua pihak sibuk untuk melakukan clearance dan menyiapkan fasilitas terbaik untuk pemimpin tersebut.

 

Baca Juga: HRS Minta Simpatisannya Bantu Korban Bencana, Refly Harun: Suka atau Tidak, Dia Tokoh Karismatik

Namun, kata Refly Harun, jika seorang pemimpin selalu diperlakukan dengan istimewa dan selalu disediakan kenyamanan ketika hendak mengunjungi rakyat, maka pemimpin tersebut tak akan pernah benar-benar merasakan penderitaan rakyatnya.

“Kalau seorang pemimpin selalu dibegitukan (diberikan fasilitas dan kenyamanan), maka dia tidak akan pernah riil merasakan penderitaan rakyatnya,” katanya menambahkan.

Sementara itu, terkait dengan video para pengungsi yang emosi tersebut, Refly Harun menilai memang ada kemungkinan terjadi kesalahpahaman, namun bisa juga tidak.

Baca Juga: Sindir Cuitan Dahnil Anzar Soal Persahabatan, Gus Umar: Emang Prabowo-Sandi Ingat Sama Pendukungnya?

“Maksudnya begini, kan biasanya kalau presiden datang, ingin ada good news, bahwa everything is handled, segala sesuatu sudah dihandle. Pengungsi sudah diberikan tempat layak untuk pengungsian, macem-macem lah,” katanya.

***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x