Kemudian, ia juga mengatakan bahwa seharusnya anjloknya angka ini dapat menyadarkan pemerintah untuk lebih serius lagi menangani korupsi.
Cukupkah ini jd warning bg Pemerintah, Parlemen, Peradilan dll?
indeks Indonesia memburuk di 5 dari 9 indikator. 3 tetap, 1 naik tipis.
Lihat indeks yg paling menukik turun: korupsi trkait sektor bisnis.
Ga mgkn bcara Investasi & pertumbuhan ekonomi tnpa komitmen pemb korupsi. pic.twitter.com/RTZnzleru8— Febri Diansyah (@febridiansyah) January 28, 2021
“Cukupkah ini jd warning bg Pemerintah, Parlemen, Peradilan dll? indeks Indonesia memburuk di 5 dari 9 indikator. 3 tetap, 1 naik tipis. Lihat indeks yg paling menukik turun: korupsi trkait sektor bisnis. Ga mgkn bcara Investasi & pertumbuhan ekonomi tnpa komitmen pemb korupsi,” ujarnya.
Bila membaca survey Global Corruption Barometer 2020 lalu, kata dia, peringatan soal buruknya korupsi terlihat sudah cukup kuat karena Indonesia berada pada posisi ke-3 suap terbanyak.
Dengan adanya penilaian global, Febri Diansyah berharap pemerintah dan kalangan terkait berhenti mengatakan bahwa telah berhasil memberantas korupsi namun kenyataannya berbeda.
Semoga Pemerintah dan berbagai kalangan terkait berhenti menepuk dada mengatakan berhasil memberantas korupsi atau bahkan bilang KPK baik2 saja di tengah penilaian global seperti ini.
Lbh baik jujur dan hal ini jadi cermin agar kt semua lakukan evaluasi lbh serius.— Febri Diansyah (@febridiansyah) January 28, 2021
“Semoga Pemerintah dan berbagai kalangan terkait berhenti menepuk dada mengatakan berhasil memberantas korupsi atau bahkan bilang KPK baik2 saja di tengah penilaian global seperti ini. Lbh baik jujur dan hal ini jadi cermin agar kt semua lakukan evaluasi lbh serius,” tuturnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus berupaya untuk menciptakan pemerintahan yang antikorupsi meski Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia pada 2020 turun.
"Terkait publikasi 'Corruption Perception Index 2020 oleh Transparency International, pada intinya, Presiden Jokowi tegas untuk menciptakan pemerintahan antikorupsi," kata Fadjroel seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.
Penurunan tersebut menyebabkan peringkat Indonesia di antara negara-negara lain juga ikut turun, yaitu berada di peringkat 102 dibanding pada 2019 yang ada di peringkat 85 dari 180 negara yang disurvei.