JK Pertanyakan Cara Kritik Jokowi Tanpa Dipolisikan, Ferdinand: Dipenjara? Kok Saya Belum Temukan Buktinya!

- 13 Februari 2021, 12:10 WIB
Ferdinand Hutahaean respons pernyataan JK yang pertanyakan cara kritik Jokowi tanpa dipanggil polisi.
Ferdinand Hutahaean respons pernyataan JK yang pertanyakan cara kritik Jokowi tanpa dipanggil polisi. /Instagram/@Ferdinand_Hutahaean.

PR DEPOK - Indonesia mengalami penurunan indeks demokrasi, hal ini mendapat perhatian dari Mantan Wakil Presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla.

JK sapaan akrabnya, menyampaikan pandangannya terkait penurunan indeks demokrasi tersebut dalam acara peluncuran Mimbar Demokrasi Kebangsaan Fraksi PKS DPR RI sekaligus diskusi yang digelar daring di kanal PKS TV, pada Jumat, 12 Februari 2021.

“Indeks demokrasi kita dalam surveinya menurun, oleh the Economist Intelligence Unit (EIU). Tentu ini bukan demokrasinya menurun, tapi apa yang kita lakukan dalam demokrasi itu,” ujar JK menjelaskan.

Baca Juga: Klaim Fadjroel Sempat 'Fitnah' SBY-Boediono, Ossy Dermawan: Tapi tak Pernah Dipermasalahkan Aparat Saat Itu

Terkait dasar-dasar demokrasi yang diketahui, JK menuturkan bahwa terdapat hal-hal objektif yang tidak sesuai.

Menurut JK, dalam dasar demokrasi warga negara mempunyai hak dan kewajipan yang sama. Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Dinilai olehnya, bahwa mahalnya demokrasi tersebut yang menjadikan masalah utama dalam demokrasi. Hal ini menyebabkan demokrasi itu tidak berjalan baik.

Baca Juga: Suap Rp2 Miliar PDIP Dianggap Biasa, Refly Harun: Kalau Terjadi pada 'Musuh', Waduh Rame-rame Digebukin

Pertama, demokrasi kita terlalu mahal. Akhirnya, demokrasi tidak berjalan dengan baik. Untuk menjadi anggota DPR saja butuh berapa, menjadi bupati dan menjadi calon pun butuh biaya,” ujar JK. 

Karena demokrasi mahal, maka kemudian menimbulkan kebutuhan untuk pengembalian investasi. Maka disitulah terjadinya menurunnya demokrasi. Kalau demokrasi menurun, maka korupsi juga naik. Itulah yang terjadi.”

Di dalam pelaksanaan demokrasi JK juga menjelaskan pentingnya check and balance. JK menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan sebuah demokrasi yakni diperlukan adanya kritik.

Baca Juga: Jusuf Kalla Pertanyakan Cara Kritik Jokowi Tanpa Dipanggil Polisi, Roy Suryo: Kandang-kan Dulu BuzzerRp

Harus ada check and balance, ada kritik dalam pelaksanaanya. Walaupun mendapat berbagai kritik beberapa hari lalu, Presiden mengumumkan ‘silakan kritik pemerintah.’ Tentu banyak pertanyaan, bagaimana caranya mengkritik pemerintah tanpa dipanggil polisi. Ini tentu menjadi bagian dari upaya kita,” katanya.

Terkait ungkapan JK yang mempertanyakan bagaimana cara mengkritik Jokowi tanpa dilaporkan ke Polisi, eks politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean memberikan komentarnya di akun Twitter miliknya @FerdinandHaean3.

"Masa sih mengkritik Jokowi dipenjara? Kok saya blm temukan buktinya? Tapi kalau penyebaran hoaks, fitnah, penghasutan dipenjara, betul ada. Dan itu sdh sesuai hukum yang berlaku," ujar Ferdinand Hutahaean seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Baca Juga: MUI Haramkan Buzzer Sebar Hoaks, Ferdinand Hutahaean: Ikan Cupang Juga Tau, Justru Dosa Maka Dibuat UU ITE!

Ferdinand pun menilai bahwa tugas Polisi seharusnya menegakkan hukum, ia menilai negara ini akan jadi negara "barbar".

"Bukankah tugas Polisi menegakkan hukum? Nanti kalau tdk diproses hukum, negara ini jd negara barbar," kata Ferdinand menambahkan.

***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter @FerdinandHaean3


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah