PR DEPOK – Baru-baru ini, pernyataan Presiden Joko Widodo (jokowi) menimbulkan berbagai macam tanggapan dari berbagai pihak.
Tanggapan tersebut datang dari politisi hingga mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla.
Sebelumnya, Jokowi meminta masyarakat untuk lebih aktif menyampaikan kritik terhadap pemerintah.
Hal itu disampaikannya dalam acara Laporan Tahunan Ombudsman RI Tahun 2020 secara virtual pada Senin, 8 Februari 2020 lalu.
“Semua pihak harus menjadi bagian dari proses untuk mewujudkan pelayanan publik yang lebih baik, masyarakat harus lebih aktif menyampaikan kritik masukan atas potensi maladministrasi, dan para penyelenggara pelayanan publik juga harus berupaya meningkatkan upaya-upaya perbaikan,” tutur Jokowi.
Permintaan Jokowi tersebut turut ditanggapi oleh Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah.
Melalui akun Twitter-nya, ia meminta masyarakat untuk menganggap permintaan Jokowi itu sebagai maksud baik.
“Anggap saja permohonan dikritik dari presiden itu adalah maksud baik,” tulis Fahri Hamzah seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Sabtu, 13 Februari 2021.
Akan tetapi di sisi lain, ia mempertanyakan apakah maksud baik itu betul-betul berujung kebaikan.
“Tapi pertanyaanya, ‘apakah maksud baik beliau dapat menjelma menjadi kebaikan?’” ujar mantan politisi PKS itu.
Menurutnya, maksud baik Presiden tak selalu menjadi maksud baik aparat negara yang berada di bawahnya. Dan hal itulah yang dirasakan oleh masyarakat.
Anggap saja permohonan dikritik dari presiden itu adalah maksud baik. Tapi pertanyaanya, “apakah maksud baik beliau dapat menjelma menjadi kebaikan?”. Sebagaimana dirasakan oleh rakyat, maksud baik presiden tidak selalu menjadi maksud baik aparat negara di bawahnya.— #GS2021KolaborasiYuk (@Fahrihamzah) February 12, 2021
“Sebagaimana dirasakan oleh rakyat, maksud baik presiden tidak selalu menjadi maksud baik aparat negara di bawahnya,” ucap Fahri Hamzah.***