Kemudian, Shamsi Ali menerangkan setiap manusia mulia karena memiliki kecerdasan yang bisa menumbuhkan rasa keingintahuan melalui pola pikir yang kritis.
Manusia itu mulia krn kapasitas kecendekiawanan yg menumbuhkan kuriositas pada dirinya. Maka ketika melihat sesuatu yang kurang dipahami, apalagi paham kalau itu salah, pasti akan bersuara. Ekspresi itulah yang terjadi dg malaikat ketika Allah putuskan Adam hadir di bumi.— Imam Shamsi Ali (@ShamsiAli2) February 14, 2021
“Manusia itu mulia krn kapasitas kecendekiawanan yg menumbuhkan kuriositas pada dirinya. Maka ketika melihat sesuatu yang kurang dipahami, apalagi paham kalau itu salah, pasti akan bersuara. Ekspresi itulah yang terjadi dg malaikat ketika Allah putuskan Adam hadir di bumi,” ucapnya.
Shamsi Ali mengungkapkan bahwa upaya pembungkaman melalui tuduhan radikal merupakan hal yang bertentangan dengan kodrat manusia dan Hak Asasi Manusia (HAM).
Upaya pembungkaman terhadap tuduhan radikal akan kekritisan manusia, selain bertentangan dengan kodrat manusia, juga bertentangan dengan HAM yang menjanin hak ekspresi. Dan jika tdk Siap dikritik, jangan berada di posisi publik. Dlm tatanan Demokrasi, rakyat penguasa tertinggi— Imam Shamsi Ali (@ShamsiAli2) February 14, 2021
“Upaya pembungkaman terhadap tuduhan radikal akan kekritisan manusia, selain bertentangan dengan kodrat manusia, juga bertentangan dengan HAM yang menjanin hak ekspresi,” tuturnya.
Shamsi Ali menambahkan, bagi pihak-pihak yang tidak siap menerima kritikan lebih baik jangan berada pada posisi tokoh masyarakat.
Lantaran menurutnya dalam aturan berdemokrasi penguasa tertinggi adalah rakyat sehingga masukan dan kritikan akan disampaikan untuk memperbaiki sesuatu yang dinilai masih kurang.
“Dan jika tdk Siap dikritik, jangan berada di posisi publik. Dlm tatanan Demokrasi, rakyat penguasa tertinggi,” tutur Shamsi Ali.
Diketahui, alumni ITB dalam kelompok GAR ITB telah melaporkan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin atas tuduhan radikalisme.