"Sekali sj ada transaksional, kredibilitas Satgas akan runtuh," ujar Febri Diansyah, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter-nya.
Kepres penagihan utang BLBI Rp108 Triliun bs jd harapan baru tp sekaligus berisiko jd titik transaksional baru.
Risiko tntu hrs dimitigasi, mulai dg cara keterbukaan, diisi tim berintegritas dan pengawasan yg kuat.
Sekali sj ada transaksional, kredibilitas Satgas akan runtuh.— Febri Diansyah (@febridiansyah) April 11, 2021
Ia pun menyoroti arahan dari pejabat negara, Keppres tersebut tampak serius. Disebutnya juga bahwa Keppres tersebut sebagai pertaruhan bagi pemerintah untuk bisa mengembalikan hak negara.
"Jk melihat pengarah dari 3 Menko, 2 Menteri, JA & Kapolri, logisnya, Kepres ini serius. Tp sekaligus ini pertaruhan bagi pemerintah apakah berhasil/gagal mengembalikan hak negara dari obligor BLBI tsb," kata Febri Diansyah.
Febri pun mengatakan bahwa sebagai masyarakat tentu akan berdoa agar uang bisa kembali kepada rakyat.
"Doa kt sbg masyarakat tntu agar uang itu kembali ke Rakyat. Tdk dikorupsi," Febri Diansyah.
Akan tetapi, Febri pun menegaskan bahwa dirinya tak mau juga terlalu optimis ataupun merasa sebaliknya terkait adanya Keppres tersebut.
Ia pun mengatakan bahwa sebuah kebijakan akan menjadi perkara baru dalam hal implementasinya.
"Saya jg ga mau terlalu optimis atau sebaliknya, ga fair jk langsung sinis dg kebijakan ini. Sbg sbuah kebijakan, ujiannya ada pada implementasi," kata Febri.