PR DEPOK – Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan menanggapi terkait penonaktifan dirinya dari KPK.
Sebelumnya, akun Twitter @paijodirajo mengungkapkan pada 11 Februari 2020 lalu Novel Baswedan menerima penghargaan PIACCF Award dari Perdana Menteri Malaysia.
Novel Baswedan diberikan penghargaan tersebut karena telah banyak berjasa dalam memberantas korupsi di Indonesia.
"11 Februari 2020, saya mendampingi Novel Baswedan menerima penghargaan PIACCF Award dari Perdana Menteri Malaysia saat itu, Tun @chedetofficial, atas dedikasinya memberantas korupsi," tulis akun @paijodirajo.
Ia pun melanjutkan, bahwa kini Novel Baswedan telah dinistakan oleh lembaganya sendiri yakni KPK dengan Surat Keputusan (SK) non job.
"Hari ini, @nazaqistsha dinista oleh pimpinan lembaganya sendiri, @KPK_RI, dengan SK non-job," katanya, pada Rabu, 11 Mei 2021.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Novel Baswedan adalah penegak hukum pertama dan satu-satunya yang menerima penghargaan.
"Novel adalah penegak hukum pertama dan satu2nya yang menerima penghargaan tersebut, bersama2 dg alm. Kevin Morais (Jaksa pada MACC, KPK Malaysia), yang meninggal dibunuh dan dicor semen ke dalam tong," ujarnya melanjutkan.
Dia mempertanyakan apakah dedikasi Novel di KPK bisa dihancurkan hanya karena tes yang masih diragukan itu.
"Haruskah dedikasi itu dihancurkan oleh tes yg masih diragukan kredibilitasnya?," kata @paijodirajo.
Selanjutnya, ia menuturkan bahwa di dunia ini perlawanan terhadap korupsi tidak akan pernah mudah.
Lalu, disebutnya korupsi hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang punya kuasa dan kewenangan.
"Dimanapun di dunia ini, perlawanan terhadap korupsi itu tidak pernah mudah. Korupsi hanya bisa dilakukan oleh orang2 yang punya uang, kuasa dan kewenangan," katanya melanjutkan.
Menurutnya, meski Novel Baswedan sudah menjadi korban, tetapi luka di matanya itu tidak membuat Novel surut dalam bertugas.
"Seorang Novel saja sudah mengalami banyak hal hingga kehilangan sebuah matanya, tapi hal itu tak pernah membuatnya surut," ujarnya.
Baca Juga: 2.000 Warga Bisa Salat Idul Fitri 1442 H di Masjid At-Tin Jakarta Timur dengan Protokol Kesehatan
Dikatakannya bahwa tak pernah ada yang pernah mengalami kejadian yang lebih buruk dari Novel Baswedan dibandingkan dengan pihak lain, bahkan dengan komisioner KPK sendiri.
"Kalaulah coba diperbandingkan, ga ada yg pernah mengalami hal2 yang lebih buruk dari yang dialami oleh Novel di dalam @KPK_RI sendiri. Bahkan jika diperbandingkan dg para komisioner KPK sendiri," katanya menegaskan.
Lebih lanjut ia pun menjelaskan hal itu karena integritas dan sikap konsisten dari Novel dalam menangani kasus-kasus korupsi di Indonesia.
"Hal itu karena integritas dan sikap konsistennya dalam menangani perkara2 korupsi," ujar akun @paijodirajo.
Pernyataan panjang itu pun ditanggapi oleh Novel Baswedan di akun Twitternya @nazaqistsha, pada Kamis, 12 Mei 2021.
Menurut Novel, suatu hal yang aneh, dirinya berjuang anti korupsi malah dimusuhi di negeri sendiri, tetapi di internasional justru di hormati.
"Apa nggak aneh, perjuangan anti korupsi seperti dimusuhi di negeri sendiri, justru dihormati di internasional," ujar Novel Baswedan, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Sebelumnya diketahui, bahwa Novel Baswedan bersama dengan 74 pegawai KPK lainnya yang telah dinyatakan tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) kini dinonaktifkan.***