Mahfud MD Berdialog dengan Tokoh Papua, Veronica: Omong Kosong, Sementara Operasi Militer Masih Berlangsung?

- 26 Mei 2021, 09:30 WIB
Aktivits HAM, Veronica Koman.
Aktivits HAM, Veronica Koman. /Twitter @VeronicaKoman

PR DEPOK – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD melakukan dialog dengan tokoh-tokoh Papua, termasuk tokoh agama yang dikenal memiliki peran penting di Papua.

Dialog itu berlangsung pada Senin, 24 Mei 2021, hadir di antaranya Mgr Innocentius Rettobjaan (Wakil Uskup Agats), Mgr Petrus Canisius Mandagi (Uskup Merauke), Michael Manufandu (Tokoh Papua), dan Kardinal Ignatius Suharyo Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).

"Kita ajak dialog dan bertukar pikiran dengan siapa saja termasuk dengan beberapa tokoh yang bisa membuka ruang perdamaian dan keamanan bagi masyarakat Papua," kata Mahfud MD seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara pada Rabu, 26 Mei 2021.

Baca Juga: Ramalan Kesehatan 6 Zodiak Rabu, 26 Mei 2021 : Taurus Tambah Bobot Tubuh dan Gemini Hati-hati dengan Diet Anda

Langkah yang diambil Mahfud dalam mengatasi persoalan Papua ini pun kemudian dikomentari oleh aktivits Hak Asasi Manusia (HAM) Veronica Koman.

Namun tampaknya Veronica Koman tidak percaya dengan dialog tersebut. Pasalnya, saat ini operasi militer masih terus berlangsung di Papua.

Cuitan Veronica Koman.
Cuitan Veronica Koman.

Omong kosong. Bagaimana mungkin bisa dialog sementara operasi militer masih berlangsung terus, pengungsi bertambah terus?” ujarnya melalui akun Twitter pribadinya @VeronicaKoman.

Baca Juga: Konflik Ganjar Pranowo-PDIP, Hendri Satrio Gaungkan Budiman Sudjatmiko Jadi Capres: Suka Turun ke Masyarakat

Terkait penanganan terhadap kelompok separatis di Papua, Mahfud MD menegaskan selain melakukan penegakan hukum, pemerintah tetap akan mengutamakan jalan dialog.

"Menurut pemerintah, sekitar 92 persen masyarakat Papua pro-NKRI, dari mana datanya? BIN melakukan survei bersama perguruan tinggi dan lain-lain, kesimpulannya 82 persen mendukung Rancangan Undang-Undang Otsus, sepuluh persen itu bilang terserah, itu berarti setuju dan delapan persen menolak. Yang delapan persen ini terbagi tiga, ada yang kelompok politik, kelompok klandestin, dan KKB. Nah, yang kita hadapi sekarang ini KKB karena mengganggu masyarakat Papua yang 92 persen itu," katanya.

Sementara itu, pada Selasa sore, Mahfud MD menerima para pendeta yang merupakan pimpinan Persekutuan Gereja-gereja Lembaga Injil Indonesia (PGLII).

Baca Juga: 5 Negara yang Berpotensi Menangkan Euro 2020, Mulai dari Inggris hingga Prancis

turut hadir, antara lain Ketua Umum PGLII, Pendeta Ronny Mandang, Ketua Majelis Pertimbangan Pendeta Nus Reimas, dan empat pengurus lain.

Menurut Pendeta Ronny Mandang, Gereja Kemah injil adalah yang terbesar di Papua, dan tersebar terutama di wilayah pedalaman dan pegunungan.

Oleh karena itu, PGLII menawarkan pemerintah untuk menjadi mediator dalam rangka berdialog dengan kelompok-kelompok di Papua.

Baca Juga: Arab Saudi Larang Gunakan Pengeras Suara Selain Azan-Iqamat, Abdillah Toha: Bisa Ditiru, Beranikah Kita?

"Kami tanggal 6 April lalu melakukan dialog dengan para pimpinan gereja-gereja di sana, mereka berharap agar pemerintah membuka dialog, dan berharap kekerasan-kekerasan di Papua segera bisa berakhir," ujar Pendeta Ronny.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x