Mengenal 7 Tujuh Kelompok Teroris Papua, Sebagian Pimpinan Goliat Tabuni dan Lekagak Telenggen

- 28 Mei 2021, 14:36 WIB
Lekagak Telenggen, salah satu pemimpin dari 7 kelompok teroris Papua.
Lekagak Telenggen, salah satu pemimpin dari 7 kelompok teroris Papua. /ANTARA

PR DEPOK – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) membuat pemetaan sendiri terkait kelompok bersenjata yang sudah resmi dikategorikan sebagai kelompok teroris di Papua.

Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar menjelaskan bahwa 7 kelompok teroris aktif melakukan aksinya di beberapa wilayah di Papua.

“Saat ini ada tujuh grup (kelompok teroris di Papua) yang aktif,” kata Komjen Boy Rafli Amar sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Indonesia.go.id.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Covid-19 Pascalibur Lebaran, Presiden Jokowi Beri Arahan pada Kepala Daerah se-Jawa Barat

Ketujuh kelompok teroris Papua itu memiliki wilayah operasi sendiri, meski batas-batasnya cukup fleksibel dan tidak memiliki markas tetap bahkan kerap menempati dan menjelajahi kawasan dataran tinggi Papua yang sering disebut Pegunungan Tengah.

“Mereka selalu bergerak, mobile, namun mereka punya basis wilayahnya sendiri,” ujar Boy Rafli.

Berikut, daftar ke-7 kelompok teroris Papua.

Kelompok Yambi

Baca Juga: Tertipu Proyek Pengadaan Bansos Rp60 Miliar, Lady Marsella Layangkan Laporan ke Polda Metro Jaya

Kelompok Yambi dipimpin oleh Lekagak Telenggen dan beroperasi di Kabupaten Puncak.

Lekagak Telenggen memilih berada di sekitar Distrik Ilaga karena leluasa mengambil alih dusun terpencil dan menjadikannya sebagai markas.

Jika ada ancaman dari petugas TNI-Polri, ia memindahkan markasnya ke kampung yang lain.

Di antara pimpinan teroris di Papua, Lekagak Telenggen cukup dihormati lantaran ia adalah tokoh kedua yang dituakan setelah Goliat Tabuni.

Baca Juga: Sinopsis Film Cell, Infeksi Jaringan Telepon Bisa Mengubah Manusia Jadi Zombi Pembunuh

Anak buahnya pun termasuk paling nekat. Mereka berani jual beli tembakan dengan pasukan TNI-Polri pada jarak relatif dekat dalam durasi cukup lama.

Kelompok Tingginambut

Di antara para pemimpin kelompok teroris Papua, Goliat Tabuni adalah nama yang dituakan.

Ia memimpin kelompok Tingginambut, nama yang diambil dari satu distrik di Kabupaten Puncak Jaya, tempat Goliat mulai membangun sarang KKB, setelah bergeser dari Mimika.

Baca Juga: Soal Vonis Habib Rizieq, Rocky Gerung Singgung Menteri Kabinet: Separuh Kena Covid-19, Sisanya Kena 'Stupid'

Goliat Tabuni sering menyebut dirinya panglima tertinggi Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM).

Ia dilantik sebagai panglima 11 Desember 2012 di Tingginambut, usai dilaksanakan konferensi TPN-OPM yang diklaim dilaksanakan di Perwomi Biak, 1-5 Mei 2012.

Bila Goliat Tabumi adalah panglima, maka Lekagak Tenggelen adalah kepala stafnya. Di lapangan mereka tak punya garis komando yang kuat ke kelompok lain.

Kiprah Goliat Tabuni melawan pemerintah dimulai pada 2004, dengan mendampingi tokoh senior Kelly Kwalik yang disegani sayap militer OPM.

Baca Juga: Login banpresbpum.id BNI Pakai NIK KTP untuk Cek Penerima Bantuan UMKM BPUM Tahap 3

Sejak merasa dirinya sebagai Panglima TPN-OPM, Goliat Tabuni lebih banyak berada di Puncak Jaya dengan Tingginambut disebut sebagai markas besarnya.

Goliat juga bisa berlaku kejam. Ia pernah menangkap seorang anggota Polri, menyekapnya, dan menembaknya hingga tewas.

Alasannya, sebagai balas dendam atas kematian anak buahnya akibat diterjang peluru petugas.

Kelompok Gome

Kelompok Gome diduga merupakan pecahan dari Kelompok Yambi. Kelompok ini dipimpin oleh Militer Murib dan Peni Murib.

Baca Juga: Syarat Pencairan BPUM BRI Tahap 3 2021 untuk Cairkan Bantuan UMKM Rp1,2 Juta

Keduanya merupakan pentolan milisi yang memimpin kelompok bersenjata tersendiri.

Sebelumnya, mereka lebih sering bermarkas di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua, namun kini beroperasi di Kabupaten Puncak Jaya.

Mereka menjadi penguasa kampung terpencil, dan warga kampung adalah rakyatnya.

Kekuatannya kelompok ini diketahui memiliki sekitar 50 orang dengan 20 pucuk senjata.

Kelompok ini sebelumnya diduga melakukan penyanderaan dan pemerasan terhadap pilot dan tiga penumpang pesawat jenis Pelatus milik Susi Air di lapangan udara Distrik Waybe, Kabupaten Puncak.

Baca Juga: Soal Isu di Kubu PDI Perjuangan, Ganjar: Sungguh-sungguh Saya Tidak Enak, Saya Sangat Hormat dengan Mbak Puan

Bahkan, pada 16 April 2021, Peni Murib terlibat dalam penembakan seorang siswa SMA Ilaga, karena remaja itu dianggap anggota Barisan Merah Putih.

Kelompok Lanny Jaya

Teroris Papua ini dipimpin oleh Purom Okiman Wonda.

Dalam catatan kepolisian, Okiman Wonda terlibat dalam sejumlah kasus kekerasan dan kerap melakukan serangan.

Baca Juga: Terang-terangan Jagokan Anies Baswedan Jadi Presiden, Refrizal: Dia Layak Mimpin RI 2024-2029

Salah satu aksinya adalah merebut senapan mesin ringan jenis Arsenal, Januari 2011 dan menembak anggota Brimob hingga tewas di wilayah Puncak Jaya.

Mereka kerap kali merebut senjata dari TNI- Polri, misalnya, merampas pistol revolver Kapolsek Mulia AKP Dominggus Awes, di Bandara Mulia, Puncak Jaya, November 2021.

Masih pada 2011, mereka merampas senapan AK-47 dari tangan anggota Brimob, di Distrik Tiom, Lanny Jaya.

Kelompok Nduga

Kelompok teroris Nduga dikepalai oleh Egianus Kogoya. Mayoritas kelompok ini adalah orang muda.

Baca Juga: Hakim Ringankan Vonis karena HRS Tokoh yang Dikagumi Umat, Husin: Mana Ada Tokoh Agama Lontarkan Kata Jorok?

Keahlian mereka membuat propaganda melalui media sosial. Namun, kesatuannya tidak cukup solid dan banyak yang menyerah.

Ketika markasnya di Distrik Kenyam, Nduga, didatangi pasukan TNI-Polri April lalu, Egianus dan anak buahnya memilih kabur tanpa memberi perlawanan.

Kelompok Tembagapura

Kelompok ini dipimpin oleh Sabinus Waker dan beroperasi di sekitar Tembagapura, Mimika.

Baca Juga: 5 Kiper Terbaik La Liga Musim 2020-21, Mulai dari Alex Remiro hingga Jan Oblak

Anggota kelompok ini diketahui sekitar 50 orang dan memiliki 25 pucuk senjata.

Dalam perkembangannya, mereka bergeser ke Kabupaten Intan Jaya

Kelompok ini sesekali berani masuk ke Distrik Sagapa dan menyerang petugas.

Akan tetapi, Sabinus Waker kini harus terus berpindah markas karena diburu oleh pasukan TNI-Polri.

Baca Juga: Kemenkes Beri Nilai E bagi Pemprov DKI Jakarta dalam Upaya Mengendalikan Covid-19 karena Alasan Berikut

Kelompok Kali Kopi

Kelompok teroris Kali Kopi ini punya jejak aksi yang panjang.

Johny Botak adalah pimpinannya dan dikenal sosok yang berpengalaman.

Ia disebut-sebut pernah bersama Goliat Tabuni mengawal tokoh OPM Kelly Kwalik.

Kelompok Johny Botak ini bertahan di Kabupaten Mimika, dan banyak menghabiskan waktunya di kawasan Kali Kopi, di wilayah utara kabupaten tersebut.

Baca Juga: Sinopsis Film Fight Back To School, Saat Seorang Agen Rahasia Menyamar sebagai Siswa SMA Demi Jalani Misi

Mereka ini menjadi gangguan laten bagi Freeport.

Pasalnya, sering melakukan penembakan terhadap mobil-mobil Freeport.

Pada 30 November 2018, mereka malahan sempat menyusup ke area inti PT Freeport di Kuala Kencana, dan menembak ke arah karyawan. Seorang pekerja asal Selandia Baru, Graene Thomas Wall, tewas tertembak.

Kepada warga kampung yang dianggap tidak koperatif, mereka juga berlaku keras bahkan mengeksekusi mati warga yang dituduh mata-mata.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Indonesia.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x