Ambil Peluang di Tengah Pandemi Corona, Petani Milenial Ini Raup Omzet Rp 100 Juta Sebulan

- 13 April 2020, 09:05 WIB
PETANI milenial raup omset yang besar di tengah pandemi virus corona.*
PETANI milenial raup omset yang besar di tengah pandemi virus corona.* /RRI/

PIKIRAN RAKYAT - Salah satu tantangan terbesar pembangunan pertanian di Indonesia saat ini adalah minimnya minat generasi milenial untuk bertani.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menaruh harapan besar di bidang pertanian untuk para generasi milenial yang berani mendirikan usaha.

Salah satu generasi milenial, Agitya Kristantoko yang biasa dipanggil Mas Tyo, pemuda asal Bojonegoro, Jawa Timur ini mempunyai komitmen dan konsistensi terhadap bidang pertanian, yang kini menjadi pekerjaannya.

Semangat dan keuletannya di sektor pertanian, khususnya mengolah makanan ringan berbahan dasar singkong, telah berhasil ia kembangkan.

Baca Juga: Kehidupan Akan Kembali Normal 18 Bulan Usai Pandemi Corona, Ujar Bos Microsoft Bill Gates

Sebelumnya, Mas Tyo ini merupakan alumni peserta sertifikasi kompetensi bidang Pengolahan Hasil Pertanian.

Berkat ilmunya, kini ia sudah menjadi Asesor Kompetensi di Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pertanian, Pusat Pelatihan Pertanian, Kementerian Pertanian.

Pemilik “Omah Menyok” Gading dan tempat pelatihan sekaligus Agrowisata Edukasi Kuliner Omah Menyok di Jawa Timur, telah memproduksi 155 jenis olahan hasil dari singkong.

Olahan makanan ringan itu bermacam-macam, mulai dari rengginang singkong, kripik singkong, dan olahan makanan ringan lainnya, tentunya dengan pengemasan yang cukup menarik.

Baca Juga: Jenazah Korban Corona Dimakamkan di Tempat Istimewa di Arab Saudi, Tak Ada Penolakan 

Mas Tyo memberi merk dagangnya “Gading” yang bisa dipesan secara online.

Bahkan, kini produknya telah dipasarkan ke berbagai toko-toko dan pusat perbelanjaan.

Berkat kegigihannya dalam usaha, kini ia mampu menghasilkan omzet sekitar Rp 75 juta hingga 100 Juta dalam sebulan.

Namun, bagi Mas Tyo omzet sebesar itu belum seberapa dibandingkan kepuasan batin saat memberikan pendampingan, pelatihan, dan bimbingan kepada petani, kelompok wanita tani, mahasiswa, siswa sekolah menengah, dan kelompok masyarakat lainnya.

Baca Juga: Cek Fakta: 3.000 Pasien Corona Dikabarkan Sengaja Dibunuh Dokter di Italia, Simak Faktanya 

“Saat ini gerenasi muda di sektor pertanian sudah mulai bertumbuh dan semakin banyak meskipun kita tahu di era milenial seperti ini, sektor ekonomi kreatif lebih banyak dipilih sebagai opsi oleh generasi muda daripada di sektor pertanian," ujar Mas Tyo sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari KBRN RRI.

Ia menambahkan masih sangat banyak peluang yang bisa dikembangkan dalam bidang pertanian.

Oleh karena itu, ia berharap agar generasi muda tidak takut untuk bermimpi menjadi petani.

Baca Juga: BERITA BAIK, 206 Warga Jabodetabek Dinyatakan Sembuh dari Virus Corona 

Menyinggung kondisi saat ini di tengah pandemi virus corona, semua bidang usaha pada umumnya dipaksa untuk masuk dan lebih mendalami era revolusi industri seperti sekarang, di mana segala sesuatu tidak lagi konvesional namun semua kini bisa dimanfaatkan melalui digital.

Bahkan, hampir semua bidang usaha sudah menghentikan usahanya.

Berbeda dengan pengusaha dalam bidang pertanian, meskipun dalam kondisi pandemi corona, pengusaha masih tetap bisa meraup omzet yang tinggi bahkan bisa menjadi berkali lipat.

Baca Juga: Bukan Singapura atau Korea Selatan, Israel Jadi Negara Teraman dari Pandemi Virus Corona 

Terkait hal ini, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (PPSDMP), Dedi Nursyamsi meminta di tengah mewabahnya virus corona, petani pengusaha milenial harus mampu memanfaatkan peluang ini.

"Seperti contohnya komoditas bawang dan produk olahan pangan lainnya. Peluang ini harus bisa dimanfaatkan oleh petani pengusaha milenial," ujar Dedi.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x