PR DEPOK - Putri Abdurrachman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid turut menanggapi soal bentrok yang terjadi antara warga desa Wadas dengan ribuan kepolisian.
Ribuan aparat kepolisian datang ke desa Wadas untuk melakukan pengukuran dan pembebasan lahan, melakukan penambangan untuk Bendungan Bener.
Warga desa Wadas melakukan penolakan atas pengukuran lahan di desanya, lantaran mereka menganggap lahan itu sumber kehidupan.
Akhirnya terjadi perlawanan warga desa Wadas terhadap kepolisian dan bentrok tak terhindarkan, serta aparat kepolisian menangkap puluhan warga Wadas yang dianggap anarkis.
Baca Juga: Heboh di Medsos, Polda Jawa Tengah Bantah Isu Ada Orang Hilang saat Pengukuran Tanah di Desa Wadas
Menurut Alissa Wahid, akar masalah ada di paradigma pembangunan, rakyat diminta menyerahkan lahan ke negara dengan dalih kepentingan yang lebih besar.
Ia mengatakan bahwa rakyat telah dianggap kecil, jika menolak justru dianggap membangkang, dianggap diprovokasi.
"Akar masalah ini ada pada paradigma pembangunan kita. Rakyat diminta menyerahkan tanah airnya kepada Negara, dengan dalih demi kepentingan lebih besar. Benar-benar rakyat itu (dianggap) kecil. Kalau menolak, dianggap membangkang kepada Negara. Dianggap diprovokasi. Boleh ditindak," kata Alissa Wahid, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Twitter @AlissaWahid.