“Kalau ilustrasi seperti itu, maka menurut saya harus didudukan lebih dulu adalah pemahaman kata hajar. Apa yang disebut kata hajar itu. Apakah hajar itu dipukul ditembak atau dianiaya,” ujar Elwi.
Menurut Elwi pemahaman terkait kata ‘hajar’ ini harus ditanyakan kepada ahli bahasa.
“Hal ini tentu harus minta kejelasan pada ahli bahasa tentang apa yang disebut dengan hajar itu. Mungkin biasanya di tengah masyarakat atau institusi tertentu apa yang dipahami dengan istilah kata hajar itu. Sehingga, apa yang dipahami itu saya kira bisa digunakan sebagai pedoman dari pengertian kata hajar,” paparnya.***