Jokowi Kader Sang Rival untuk 2024, Ferdinand Hutahaean: Apakah Prabowo Layak Jadi Presiden?

- 8 Agustus 2020, 18:49 WIB
Presiden Jokowi dan rivalnya di Pilpres 2019, Prabowo Subianto saat rekonsiliasi di MRT.
Presiden Jokowi dan rivalnya di Pilpres 2019, Prabowo Subianto saat rekonsiliasi di MRT. /Istimewa

PR DEPOK - Posisi Menteri Pertahanan yang diamanatkan Presiden Joko Widodo kepada Prabowo Subianto Djojohadikusumo di Kabinet Indonesia Maju bukan sekadar mengisi bangku kosong.

Politisi Demokrat Ferdinand Hutahaean menganggap itu adalah sebuah ujian untuk menakar kemampuan Prabowo dalam melanjutkan estafet kepemimpinan Indonesia pada 2024.

"Ini bagian dari ujian, sejauh mana kau (Prabowo) akan loyal dari tugas yang saya (Jokowi) berikan. Itu akan menjadi, apakah Prabowo layak untuk dijadikan presiden. Ini semacam sekolah loyalitas bagi Prabowo di kabinet," katanya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com dar RRI, Sabtu, 8 Agustus 2020.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Pemerintah Akan Sediakan Laptop Gratis untuk Siswa dan Guru 

Menurut Ferdinand Hutahaean, arah politik itu juga sudah jelas terlihat dari dinamika pilkada sekarang, saat PDIP dan Gerindra mengebut bekerja sama total. Ada komitmen jangka panjang antara PDIP dan Gerindra.

"Mulai dari masuknya Pak Prabowo ke jajaran kabinet hingga kita sambungkan ke Pilkada. Kesepakatannya kita tidak tahu, namun saya duga ada kesepakatan mencari siapa yang menggantikan kepemimpinan Pak Jokowi di 2024, ini tidak sekadar komitmen biasa," ucapnya.

Ferdinand Hutahaean mengatakan, dalam berjalannya Kabinet Indonesia Maju, saat ini tampak sekali Presiden Jokowi sangat percaya pada Prabowo Subianto. Sampai Jokowi menugaskan Prabowo Subianto mengurus persoalan pangan yang bukan bidangnya.

Baca Juga: Gunung Sinabung Karo Erupsi Pertama di Masa Pandemi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 2.000 Meter 

"Ini tidak akan terjadi, jika Pak Jokowi tidak punya rencana jangka panjang. Langkah beliau membeli alutsista besar-besaran dan banyak membeli dari Amerika, tentu itu sudah dalam persetujuan Jokowi," kata Ferdinand Hutahaean.

"Ini bagian strategi, ini tidak pernah terungkap dan tersampaikan, tapi kita bisa membaca ada komitmen yang terjadi di balik semua ini, ada rencana politik ke depan," sambungnya.

Dengan itu semua, Ferdinand Hutahaean meyakini Prabowo Subianto akan didaulat sebagai tokoh yang akan melanjutkan kepemimpinan Jokowi sebagai presiden di 2024.

"Hampir dipastikan, 99,99 persen, Prabowo akan didaulat oleh elite-elite yang sekarang berkuasa, untuk meneruskan kepemimpinan ke depan, kecuali terjadi perubahan politik, contoh kesehatan, sehingga berhalangan maju sebagai calon presiden," sebutnya.

Baca Juga: Instagram Rilis Fitur Baru 'Reels', Sindir TikTok: Kayak Kenal 

Ferdinand Hutahaean menilai, masuknya Prabowo Subianto ke kabinet Jokowi, merupakan langkah membentuk citra diri Prabowo di tengah publik. Hal itu tidak terlepas dari banyaknya tugas yang diberikan Jokowi ke Prabowo.

"Justru masuknya Prabowo ke kabinet, sebagai salah satu gerbang Prabowo untuk dapat mewujudkan hasrat politiknya yang puluhan tahun bercita-cita jadi Presiden," ucapnya.

"Kenapa beliau mau jadi bawahan Jokowi, itu satu jalan untuk memuluskan hasrat politiknya. Apapun ceritanya, politik kita tidak dapat lepas dari pengaruh politik penguasa baik itu di Parpol maupun penguasa pemerintahan," katanya.

Saat ini, tambah Ferdinand Hutahaean, ujian yang dijalani Prabowo Subianto sangat berjalan dengan baik. Banyak hal yang ditugaskan Jokowi dan Prabowo mampu mengerjakanya. Sebaliknya, juga belum ada Jokowi melakukan kritikan keras terhadap kinerja Prabowo.

Baca Juga: Ahli Hukum Kesehatan Sarankan Perempuan Tunda Kehamilan di Masa Pandemi Covid-19 

"Prabowo menunjukkan itu secara baik, belum pernah berseberangan pemikiran dengan presiden, sebaliknya belum ada juga Jokowi menegur kinerja Kementerian Pertahanan. Saya yakin ke depan akan banyak pekerjaan yang diberikan kepada Prabowo karena ujiannya akan semakin ketat," ucap Ferdinand Hutapean.

"Pekerjaan ini akan menunjukkan siapa Prabowo ke publik, apakah dia memang orang yang mampu, atau hanya bisa bicara, atau bisa bekerja, jadi ini sekolah loyalitas pada elite penentu politik kita sekarang. Ini sekolah kemampuan kepada publik," ujarnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x