Soal Polemik Puan-Sumbar, LIPI: Bukan karena Suara PDIP Saja, Tapi Faktor Sentimen di Era Soekarno

- 4 September 2020, 01:15 WIB
Peneliti LIPI, Asvi Warman Adam.*
Peneliti LIPI, Asvi Warman Adam.* /Dok. Antara./

Ia menjelaskan, bahwa warga Minang saat itu mengalami trauma usai pemberontakan PRRI hingga muncul sentimen yang berujung kepada hak demokrasi warga Sumbar.

Bahkan, kata Asvi Warman Adam, sejumlah orang lokal dengan sengaja memberikan nama kepada anak-anak mereka dengan nama Jawa. Hal itu dijelaskannya, agar merasa aman pada saat itu.

Baca Juga: Kasus Kian Mengkhawatirkan, Anies Baswedan Akan Larang Pasien Positif Covid-19 Isolasi Mandiri

"Sejak itu orang Sumbar tidak pernah diberikan kesempatan untuk menduduki jabatan strategis. Jadi mereka semacam dianggap ancaman oleh Pemerintah Pusat," ujarnya.

Lebih lanjut kata dia, permasalahan itu berlanjut perihal kecondongan politik warga Sumbar, yang sebelumnya mendapatkan perhatian dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Hal tersebut juga disebabkan polemik peristiwa masa lalu, di mana saat masa Orba dan awal Reformasi, warga Sumbar condong pilihan partai adalah Golkar. Akan tetapi, dalam dua periode terakhir ini, PKS seorang mendominasi di wilayah pemilihan Sumbar.

Baca Juga: Kemenkop UKM dan Mastercard Sepakati Sinergi Kemitraan Perkuat Digitalisasi 40.000 Pelaku UMKM

"Ini mempunyai dampak PKS sebagai partai oposisi yang berlawanan dengan pusat serta PDIP," ucap dia.

Itu pun dipengaruhi faktor sentimen, karena kata dia, Prabowo diketahui anak Sumitro Djojohadikusumo yang merupakan seorang tokoh PRRI.**

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah