PR DEPOK – Film dokumenter ‘Dirty Vote’ yang disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono mendapat sorotan publik dengan cepat, namun bukan tanpa kontroversi.
Sejak diluncurkan, film dokumenter ‘Dirty Vote’ ini telah menjadi perdebatan hangat di tengah masyarakat luas.
Terutama karena dalam film dokumenter ‘Dirty Vote’ dianggap menyajikan narasi kebencian dan memiliki kecenderungan mendegradasi proses Pemilu.
Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Lolly Suhenty, mencatat betapa viralnya film dokumenter ‘Dirty Vote,’ mencapai 3,5 juta penonton dalam satu hari. Jadi ini sesuatu yang viral.
Baca Juga: Film Dokumenter ‘Dirty Vote’ Dalam Lima Jam Tayang di YouTube Ditonton 355.831 Orang
Pentingnya memberikan respons terhadap hal yang viral disorot oleh Lolly, yang menegaskan bahwa hal tersebut perlu dipahami agar tidak menimbulkan kegaduhan dan dapat membuka penjelasan sebuah peristiwa.
Sebelumnya, TKN Prabowo-Gibran mencurigai film sebagai upaya untuk menurunkan marwah Pemilu 2024, melansir dari ANTARA.
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran Habiburokhman menyatakan bahwa sebagian besar isi film bersifat fitnah, narasi kebencian yang asumtif, dan tidak ilmiah.
Film itu sendiri, disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono, menyajikan diri sebagai bentuk edukasi untuk masyarakat menjelang Pemilu 2024 pada 14 Februari.