Network
PR DEPOK - Belum lama ini Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyataan dugaan adanya tokoh yang mendalangi pergerakan rakyat dalam demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja.
Ia menilai bahwa ada tokoh yang terlibat dibalik aksi unjuk rasa yang dimulai sejak 6 Oktober 2020 tersebut.
Menurutnya, pemerintah meyakini terdapat tokoh yang menggerakan dan membiayai aksi buruh dan pekerja tersebut.
Baca Juga: Sejumlah Gubernur Dukung Penolakan UU Cipta Kerja Diduga untuk Pilpres 2024, Ini Kata Pakar Politik
Lebih lanjut, Airlangga Hartarto menuturkan bahwa tokoh dibalik aksi demonstrasi besar-besaran ini memiliki ego yang sangat besar.
Indikasi ini terlihat dari sang tokoh yang memilih bermain di belakang layar, mengingat pandemi Covid-19 yang masih terjadi di Indonesia hingga saat ini.
Pengamat politik, Rocky Gerung pun turut angkat suara menanggapi perihal pernyataan yang dilontarkan Airlangga Hartarto tersebut.
Mantan dosen di Universitas Indonesia (UI) ini menyangkal pernyataan Airlangga Hartarto yang menyatakan dirinya mengetahui siapa dalang yang mendanai dan menggerakan aksi masa itu.
Baca Juga: Buka-bukaan Dalang Dibalik Demo Tolak UU Cipta Kerja, Dewi Tanjung: SBY, Uuoppps Nyai Keceplosan
"Kalau kita menyimak Airlangga yang mengatakan dia sudah tahu siapa yang berada dibalik ini, siapa yang mendanai dan siapa yang menggerakan, apakah Anda yakin?," ucap dia, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official.
Lebih lanjut, Rocky Gerung mengatakan bahwa dirinya justru lebih memercayai anak Sekolah Tekhnik Mesin (STM) dibandingkan Airlangga Hartarto.
"Saya malah lebih percaya anak STM, karena kecurigaan anak STM dasarnya adalah hati nurani dia, dia gak punya kepentingan turun ke jalan," katanya.
Ia menambahkan, "Tapi Airlangga punya kepentingan untuk menghentikan anak STM berdemonstrasi, membantu mahasiswa dan buruh kan."
Baca Juga: Yunarto Wijaya Sindir Anies Baswedan: Bingung Ada Kepala Daerah gak Marah Assetnya Dirusak
Rocky Gerung merasa bahwa saat ini momentum sudah bergulir dan perubahan itu tidak bisa ditahan bahkan oleh pelakunya, apalagi dihentikan oleh "pengecut".
"Oleh karena itu, kita harus melihat keadaan ini sebagai pelaksanaan dari hukum-hukum perubahan, selurh variabel sudah tersedia."
"Jadi gak ada gunanya lagi kita mengupayakan untuk menyelamatkan yang ada, lebih baik kita berpikir untuk menyediakan yang baru, kan itu sebetulnya pemikirannya tuh," ucap Rocky Gerung.
Ia pun memberikan semangatak kepada sejumlah elemen yang turun ke jalan karena hanya itu momentum perubahan.
"Dan kita ingin agar peristiwa ini menjadi peristiwa sejarah untuk menghasilkan Indonesia yang bermutu, hidup STM, Mahasiswa, SMA, dan buruh," ujarnya mengakhiri.***
