European Super League Tandingan Liga Champions Menimbulkan Kegaduhan, UEFA Harus Turun Tangan Langsung

- 19 April 2021, 19:00 WIB
Logo European Super League.
Logo European Super League. /TBS News

PR DEPOK - Kabar mengenai pembentukan kompetisi sepak bola European Super League 2021 yang mempertemukan beberapa klub-klub terkaya Eropa menimbulkan banyak perdebatan.

Kontroversial ini membuat pejabat tertinggi untuk sepak bola Eropa, Union of European Football Associations (UEFA) turun tangan.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari New York Times, UEFA merespons upaya tersebut dengan memblokir proyek European Super League itu dan mengutuk keras gagasan tersebut dalam sebuah pernyataan yang disampaikan pada Minggu, 18 April 2021.

Baca Juga: Gus Yaqut Tegas Penistaan Agama Tak Dibenarkan, HNW: Kemenag Ikut Kawal agar Pernyataan Pak Menag Diamalkan

UEFA juga mengirimkan surat kepada 20 klub yang berpartisipasi dalam liga yang dianggap ilegal tersebut.

Dalam sebuah laporan, UEFA memperingatkan ke 20 klub yang terlibat dalam Super League.

Tidak hanya itu, dalam sebuah pernyataan, salah seorang pejabat dalam tubuh UEFA, sekaligus yang bergerak dan membawahi Liga Champions, memberi label proposal Super League yang tertutup untuk beberapa klub itu dengan sebutan "Cynical Project" atau proyek sinis.

Baca Juga: Soroti Perkara Jozeph Paul Zhang, Abdul Mu’ti: Selain Diperiksa Kepolisian, Perlu Ada Pemeriksaan Kejiwaan

Surat yang dikirim secara resmi kepada 20 klub peserta Super League itu ditandatangani bersama oleh Liga Premier, La Liga Spanyol, dan Serie A Italia, termasuk di dalamnya federasi sepak bola di masing-masing negara.

Tidak menunggu waktu lama, dukungan dari berbagai federasi sepak bola di negara-negara Eropa, hingga politikus angkat suara.

Seperti halnya di Prancis, federasi sepakbola dan liga Perancis memutuskan untuk mendukung ketidaksepakatan itu.

Baca Juga: Penasaran dengan Joseph Paul Zhang, Dewi Tanjung: Kasih Tau Kalau Ada yang Lihat, Mau Nyai Ajak Ngopi di Polda

Adapula Boris Johnson sebagai Perdana Menteri Inggris dan Presiden Emmanuel Macron yang mengecam aksi tersebut.

UEFA yang sedari awal tidak setuju dengan rencana tersebut menanggapi serius berbagai kecaman yang dilontarkan oleh beberapa pemimpin, politisi dan beberapa federasi sepak bola.

Bahkan, UEFA mengingatkan bahwa Fédération Internationale de Football Association (FIFA) telah mendukung kecaman tersebut dan akan mengusir para pemain yang terlibat dalam Super League.

Baca Juga: PGI Sarankan Kasus Jozeph Paul Zhang Diabaikan Saja, Gus Umar: Yang Dihina Junjungan Kami, Nabi Muhammad SAW

Diketahui, pada Minggu, 18 April 2021, FIFA menyatakan ketidaksetujuannya dengan ide Super League ini.

Namun, tidak seperti UEFA dan pejabat tinggi lainnya, FIFA nyatanya cukup menahan diri untuk tidak memberikan ancaman yang keras kepada mereka yang terlibat di dalamnya.

Upaya ini didasari atas tindakan UEFA dan beberapa pimpinan yang mendiskusikan cara pemblokiran tersebut, termasuk melarang tim yang telah memutuskan memisahkan diri dari liga domestik dan memblokir pemainnya untuk dapat berpartisipasi dalam kompetisi di tim nasionalnya, misalnya dalam untuk perhelatan Piala Dunia.

Baca Juga: Rangkuman Kabar Terbaru Chelsea, Salah Satunya Bintang The Blues Asal Italia yang Kurang Diapresiasi

"Kami akan mempertimbangkan semua terjadi, di semua tingkatan, baik peradilan maupun olahraga, untuk mencegah hal ini terjadi"

“Sepak bola didasarkan pada kompetisi terbuka dan prestasi olahraga, tidak bisa dengan cara lain," tutur UEFA.

Di saat yang bersamaan, beberapa pejabat di instansi persepakbolaan menghubungi anggota-anggota parlemen di Uni Eropa, berharap mendapat dukungan dan mempertahankan status yang telah dibangun selama ini.

Baca Juga: TNI Takkan Tutupi Gejala Efek Samping, RSPAD: Penelitian Vaksin Nusantara Akan Ikuti Kaidah Ilmiah

Para pimpinan grup yang memutuskan memisahkan diri mencoba membangun tim top lainnya, seperti Bayern Munich dari Jerman dan Borussia Dortmund, lalu juara Prancis, Paris Saint-Germain juga.

Hingga saat ini, klub-klub tersebut, termasuk yang lainnya, memutuskan untuk menolak untuk meninggalkan sistem dan kompetisi lama.

Beberapa orang beranggapan bahwa kekhawatiran mereka lebih bersifat politis dan ekonomi.

Baca Juga: Desak RUU Perlindungan Tokoh dan Simbol Agama Disahkan, HNW: agar Kejahatan Jozeph Paul Zhang Tak Diulangi

Presiden PSG, Nasser al-Khelaifi misalnya, duduk di dewan UEFA, sekaligus mengetuai beIN Media Group, jaringan televisi yang berbasis di Qatar dan telah membayar jutaan dolar untuk hak siar pertandingan di Liga Champions dan kompetisi domestik lainnya.

Seperti pada pemberitaan sebelumnya, Liga Premier telah menuliskan surat resmi kepada hampir 20 klub yang terlibat dalam Super League, pascarapat bersama dewan pada Minggu, 18 April 2021.

Dalam surat tersebut, terkandung peringatan dan pengingat bagi tim tersebut bahwa peraturan liga melarang klub untuk bergabung dengan kompetisi di luar tanpa persetujuan.

Baca Juga: Semua Akun Medsos Abu Janda Lenyap, Haris Pertama: Bukan Berarti Saya dan KNPI Lupa Tuntutan Hukum yang Dibuat

"Usaha ini tidak dapat diluncurkan tanpa kehadiran klub-klub Inggris dan kami meminta kepada klub-klub di mana pun untuk mempertimbangkan kembali dan mengasosiasikan diri mereka atau bergabung dengan upaya ini untuk segera pergi sebelum menimbulkan banyak kerusakan yang tak mampu diperbaiki lagi," katanya dalam sebuah surat kepada tim.

Usut punya usut, publikasi berita yang diluncurkan pada Minggu, 18 April 2021 ini tampaknya telah dirancang dalam upaya untuk menutupi rencana UEFA meratifikasi Liga Champions yang baru saja disusun pada Senin, 19 April 2021.

Tentu saja, kehilangan beberapa klub-klub besar akan sangat memengaruhi dan merusak persaingan.

Baca Juga: Curiga Klaim PNS Radikal Datang dari yang Tak Paham Radikalisme, Fadli Zon: Bisa Jadi Alat Bungkam Kritik

Perpecahan antara lembaga sepak bola Eropa dan klub-klubnya yang memiliki pengaruh dan andil besar, baik dalam finansial, pamor, dan lainnya, akan menimbulkan guncangan di internal persepakbolaan Eropa.

Sebagai contoh, kepergian klub besar papan atas akan berimbas pada tuntutan pengembalian uang jutaan dolar dari penyiar dan hak siar televisi dalam setiap tayangan yang mempertontonkan kompetisi mereka. 

Kondisi ini jelas akan sangat merugikan pihak-pihak yang telah terikat kontrak di dalamnya.

Baca Juga: Kemunculan Liga Super Eropa Jadi Tempat Persaingan 12 Klub Besar Dunia di Kejuaraan Baru

Tindakan ini juga berdampak pada kelangsungan klub-klub yang sejak awal telah tersingkir.

Selain akan menghadapi pukulan telak dalam persoalan anggaran, mereka akan dikoyak oleh masalah finansial yang turut disebabkan oleh pandemi Covid-19.

Tidak hanya menyasar kepada klub nya juga, larangan pemain dalam tim nasional akan sangat mempengaruhi kinerja dan posisinya secara personal. Sekalipun, mereka tidak memiliki banyak peran dalam setiap pengambilan keputusan.

Baca Juga: Tertantang oleh Ucapan Yahya Waloni, Dewi: Nyai Dampingi Teman Nonmuslim yang Keberatan dengan Ustaz Abal-abal

Tim-tim terkenal yang diketahui memutuskan untuk memisahkan diri adalah juara serial Italia, Juventus yang diketuai Andrea Agnelli.

Sebagai informasi, sebelumnya dia mengundurkan diri dari kedua jabatan sebelumnya dan kini menjabat sebagai anggota dewan eksekutif UEFA, sekaligus Ketua Asosiasi Klub Eropa, sebuah badan yang membawahi 200 lebih klub divisi teratas.

Sebagaimana dokumen yang terungkap pada bulan Januari, rencana Super League yang terpisah itu telah santer terdengar sejak musim panas lalu.

Baca Juga: Real Madrid Kembali Incar Pemain Manchester City Raheem Sterling di Jendela Transfer Musim Ini

Klub-klub top berusaha memanfaatkan momentum ketidakpastian industri sepak bola Eropa yang disebabkan oleh pandemi untuk membentuk jalan baru guna memastikan stabilitas finansial klubnya.

Akan tetapi, risiko kerugian dan potensi kekacauan, termasuk penilaian dan pendapatan mereka tidak bisa dihindari

Informasi yang beredar menyebutkan bahwa setiap klub calon anggota tetap Super League akan diusulkan mendapatkan 350 juta euro atau 425 juta dolar.

Baca Juga: Larangan Pulang Kampung Selama Periode 6-17 Mei 2021 Ditetapkan, Berikut 8 Wilayah yang Diizinkan Mudik Lokal

Dana tersebut akan dialokasikan untuk mendaftar. Kelompok yang memimpin upaya tersebut telah mengadakan diskusi dengan pihak JPMorgan Chase untuk pengumpulan dana bagi proyek tersebut.

Namun, perusahaan tersebut menolak berkomentar lebih jauh tentang keterlibatan tersebut.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: New York Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x