Penyebaran Nyamuk Wolbachia akan Jadi Pandemi Kedua dan Lebih Bahaya dari Covid-19? Cek Faktanya di Sini

- 27 November 2023, 11:54 WIB
ILUSTRASI - Beredar narasi yang menyebut penyebaran nyamuk Wolbachia ini akan lebih berbahaya dibanding dengan pandemi COVID-19.*
ILUSTRASI - Beredar narasi yang menyebut penyebaran nyamuk Wolbachia ini akan lebih berbahaya dibanding dengan pandemi COVID-19.* /Pixabay/mikadago/

Dalam berkas laporan Pusat Kedokteran Tropis UGM yang dibagikan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, nyamuk Wolbachia dikatakan tidak menginfeksi manusia, transmisi horizontal terhadap spesies lain ataupun mencemari lingkungan biotik dan abiotic.

Adapun peningkatan jumlah nyamuk Aedes Aegypti di area pelepasan, juga hanya akan terjadi saat periode pelepasan.

Sehingga tuturnya, penggunaan bakteri Wolbachia pada nyamuk bertujuan untuk mengendalikan penularan demam berdarah dengue dan tidak berpotensi menimbulkan penyakit baru.

"Wolbachia tidak akan menimbulkan penyakit baru yang bahaya bagi kesehatan. Sudah ada penelitian dan kajian risiko," ucap Nadia.

Baca Juga: 10 Pilihan Warung Mie Ayam di Madiun yang Terkenal Enak Tak Ada Duanya, Kunjungi Lokasinya di Sini

Sementara menurut Dokter spesialis penyakit dalam dr RA Adaninggar Primadia Nariswari, penyebaran nyamuk Wolbachia merupakan uji coba yang sudah terbukti karena penelitian tentang bakteri ini telah dilakukan sejak tahun 2011.

Dan beberapa negara endemis DBD yang juga telah menerpakan penyebaran nyamuk Wolbachia ini antara lain, Brazil, Australia, Vietnam, Meksiko, dan Sri Lanka.

Dengan demikian, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi berita hoaks terkait Wolbachia yang belakangan banyak beredar di dunia maya.

Kemenkes juga memaparkan akan terus melakukan upaya terbaik dalam memberikan informasi yang tidak hanya dari Kemenkes, melainkan juga sejumlah pakar dan peneliti. Sehingga klaim nyamuk Wolbachia akan menjadi pandemi kedua merupakan pernyataan tidak benar.***

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah