Masuk Daftar Penyakit Kronis Tertinggi, Ahli Beberkan Berat Badan Ideal dan Pola Hidup Ini Bisa Mencegahnya

23 April 2021, 22:52 WIB
Ilustrasi diabetes. /

PR DEPOK - Jumlah angka kasus yang terus meningkat membuat diabetes mellitus menjadi salah satu penyakit mematikan tertinggi di Tanah Air.

Berdasarkan data Riskesdas pada tahun 2018, prevalensi diabetes meningkat signifikan yakni mencapai angka 8,5 persen dari lima tahun sebelumnya yang berada di angka 6,9 persen.

Ketua Endokrinologi Indonesia (PERKENI), Prof. DR. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD mengungkapkan salah satu penyebab timbulnya penyakit diabetes adalah obesitas yang tidak segera ditangani.

Baca Juga: Lolos dari Hukuman Mati, Pekerja Migran Asal Lampung Dijatuhi Hukuman Seumur Hidup oleh Pengadilan Singapura

Tanda seperti gula darah naik menjadi kondisi paling umum yang terjadi pada pasien pradiabetes.

"Kalau kondisi ini didiamkan, maka cepat atau lambat dia akan jatuh ke diabetes," tutur Suastika dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Kementerian Kesehatan.

Dengan begitu pencegahan primer seperti menjaga berat badan ideal harus diterapkan sejak masa prediabetes agar tidak menimbulkan masalah kesehatan lainnya seperti komplikasi jantung.

Baca Juga: Bolehkah Terima Vaksin Lain Meski Baru Saja Jalani Vaksinasi Covid-19? Simak Penjelasan Ahli

Menurut Suastika, cara yang satu ini jauh lebih dalam menangani pasien daripada saat mereka sudah jatuh sakit.

"Diabetes masalah besar di Indonesia. Yang paling penting adalah mengelola pola hidup, jangan lupa rutin melakukan aktivitas fisik, jaga pola makan dan melakukan pemeriksaan dini," tuturnya.

Ancaman diabetes tidak hanya dihadapi oleh kelompok usia dewasa, tapi juga sangat mungkin mengancam kelompok anak.

Baca Juga: Sadari Ada Perubahan pada Logo KPK, Febri Diansyah: Dulu Pembuat Logo Berharap Korupsi Tak Masuk ke Tubuh KPK

Mewakili Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Muhammad Faizi, Sp.A(K) menyebutkan prevalensi diabetes mellitus pada anak di Indonesia jumlahnya terus meningkat, didominasi remaja berusia 10-12 tahun serta anak berusia 5-6 tahun.

"Populasi anak-anak diabetes itu banyak di Indonesia bagian barat, yang timur sedikit," ujarnya.

Guna mengontrol kadar gula darah, manajemen pada anak dengan diabetes harus fokus pada suntikan insulin, monitoring kadar gula darah, pemberian nutrisi, aktivitas fisik, dan edukasi seumur hidup demi mengurangi jumlah pasien yang terlambat mengetahui kondisi kesehatannya sekaligus mencegah risiko penyerat seperti serangan jantung dan stroke, infeksi kaki yang berat pemicu kecacatan sampai kematian dini.

Baca Juga: MUI Sebut Utamakan Salat Idulfitri di Rumah: Bisa Timbulkan Kerumunan, di Rumah Saja dengan Keluarga

"Masalah kita adalah awareness kita tentang diabetes mellitus tipe 1, sehingga banyak pasien-pasien yang datang terlambat," ujarnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Kementerian Kesehatan

Tags

Terkini

Terpopuler