DKI Jakarta Larang Penggunaan Kantong Plastik, Berikut 8 Alternatif Kantong Belanja Ramah Lingkungan

30 Juni 2020, 17:28 WIB
ILUSTRASI penggunaan kantong plastik yang mulai 1 Juli 2020 akan dibatasi jumlahnya.* /Reuters/

PR DEPOK - Kampanye untuk mengurangi penggunaan plastik telah menggema di hampir setiap negara. Banyak negara sudah membatasi pergerakan penggunaan plastik di wilayahnya.

Sanksi yang diberikan menjadi lebih tegas karena banyak negara yang menanggapinya secara serius perihal sampah plastik.

Tak mau ketinggalan, Indonesia sendiri, di beberapa daerah sudah menerapkan larangan penggunaan kantong plastik.

Baca Juga: Antisipasi Prasangka Buruk, Kemenag Jelaskan Alasan Ajukan Pengadaan VPN Tahun Ini 

Dengan diberlakukannya aturan pelarangan penggunaan kantong plastik di beberapa kota di Indonesia, menjadi bukti bahwa negeri ini juga serius untuk mengurangi penggunaan plastik.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari RRI pada Selasa, 30 Juni 2020, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta resmi melarang masyarakat untuk menggunakan kantong plastik untuk berbelanja mulai Rabu, 1 Juli 2020 besok.

Kebijakan itu bertepatan dua hari sebelum peringatan Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia atau International Plastic Bag Free Day yang jatuh pada 3 Juli.

Masyarakat dianjurkan untuk menggunakan kantong ramah lingkungan, sebagai alternatif pengganti kantong plastik sekali pakai.

Baca Juga: William Wongso Berikan Ilmu Rendang ke Gordon Ramsay Jadi Perbedatan Warganet 

Berikut beberapa produk kantong belanja ramah lingkungan yang sudah ada dan diproduksi.

1. Kantong plastik Avani Eco.

Avani Eco merupakan perusahan Indonesia yang berbasis pada Bio-degradable plastic yang dapat mencair ketika terkena air. Plastik ini dapat menggantikan kantong plastik konvensional dan sebagai solusi untuk memerangi epidemi pencemaran plastik global.

Keunggulannya terletak dari sumber daya yang digunakan untuk produksi plastik tersebut  yakni cassava atau singkong.

Di Indonesia, singkong adalah salah satu bahan pangan yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Hal ini membantu Avani Eco untuk menguasai sumber daya tersebut.

Baca Juga: 34 Tahun Disimpan, Dokumen Rahasia Chernobyl Akhirnya Dirilis untuk Pertama Kalinya 

2. Kantong plastik Ecoplas

Kantong plastik Ecoplas berbahan singkong. Diproduksi PT Tirta Marta, kantong yang berbahan dasar tepung tapioka ini sangat cepat terurai, hanya membutuhkan waktu satu minggu.

3. Plastik berbahan dasar rumput laut

Produk ini dikeluarkan perusahaan bernama Evoware. Produk yang sangat ramah lingkungan ini bukan hanya digunakan untuk membawa barang, tetapi juga bisa dimakan.

Plastik ini sangat sesuai jika dijadikan sebagai kemasan makanan siap saji.

Baca Juga: Mobil Alphard Via Vallen Dibakar Saat Dini Hari, Polisi: Pelaku Diduga Tetangga Sendiri 

4. Plastik Nanucellulose

Masih berbahan tanaman, kantong ini terbuat dari tanaman-tanaman kecil. Biasanya pemanfaatan plastik ini dijadikan gelas atau gerabah karena tekstur plastik ini yang padat.

Plastik ini juga bisa dijadikan sebagai komponen elektronik.

5. Plastik Sulapac

Plastik Sulapac merupakan produk berbahan dasar kayu buatan Finlandia. Plastik ini sangat cocok dipakai sebagai gerabah.

6. Plastik Susu Sapi

Selain berbahan tanaman, ternyata ada juga kantong plastik ramah lingkungan yang berbahan minuman. Tessa Silva-Dawson menjadikan susu sapi sebagai bahan pengganti plastik.

Baca Juga: Hari Asteroid Internasional, Berikut 5 Nama Asteroid yang Diambil dari Astronom Indonesia 

7. Plastik Jamur

Jamur ternyata bisa menjadi bahan dasar pengganti kantong plastik.

Perusahaan bernama Evocative Design menjadikan jamur sebagai bahan pengganti plastik. Salah satu produk dari plastik yang telah dibuat adalah botol.

8. Plastik Shrilk Biodegradable

Produk buatan Harvard University ini sangat ramah lingkungan. Plastik ini terbuat dari bahan alami yakni cangkang anthropoda.

Dengan munculnya berbagai varian produk kantong plastik ramah lingkungan ini, semoga bisa menjadi solusi alternatif untuk mengatasi sampah plastik di muka Bumi ini. Karena jika dibiarkan akan berdampak buruk pada lingkungan dan makhluk hidup.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler