Pasalnya, kadar insulin penderita autoimun harus tetap dijaga dengan pola makan yang tepat.
Jika pola makan tidak beraturan, kadar insulin akan tinggi dan menyebabkan peradangan dalam waktu 2 sampai 3 jam.
Selain itu, penderita autoimun harus menghindari makanan-makanan tertentu yang dapat memicu sel imunitas bekerja lebih berat.
“Penyakit ini tidak bisa mengenali zat-zat mana yang termasuk kawan dan lawan bagi tubuh, sehingga tidak boleh sembarang makanan diberikan,” ujar Rita.
Rita juga menekankan bahwa pemberian diet untuk penderita autoimun harus dilakukan secara personal.
Alasannya, aturan dan pola makan antara satu pasien dengan pasien lainnya akan berbeda, sedangkan kondisi pasien autoimun sangat sensitif dan tidak bisa disamaratakan.
Saat kadar lemak pasien autoimun meningkat, maka akan memberikan sinyal negatif pada sistem metabolik.
“Kelebihan lemak non-esensial akan memberi sinyal negatif pada metabolik tubuh, ini akan memicu peningkatan kerja pada sel imunitas,” ujar Rita.