Kedutaan Rusia Sebut Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Kabur dengan Helikopter Penuh Uang

- 17 Agustus 2021, 16:15 WIB
Presiden Afganistan, Ashraf Ghani.
Presiden Afganistan, Ashraf Ghani. //Twitter/@AriaNews

PR DEPOK - Kedutaan Rusia di Kabul menuduh Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah melarikan diri dari Kabul dengan empat mobil dan satu helikopter penuh uang.

Laporan tersebut mengutip juru bicara kedutaan Nikita Ishchenko yang menyebutkan mereka kabur dengan helikopter namun sebagian tas berisikan uang itu dibiarkan tergeletak di landasan.

"Runtuhnya rezim ditandai dengan bagaimana Ghani melarikan diri dari Afghanistan dengan mobil diisi uang," ujar Ishchenko.

Baca Juga: Airyn Tanu Siap Berikan Hadiah Senilai Ratusan Juta untuk Hadiah Pernikahan Lesti Kejora dan Rizky Billar

"Mereka mencoba untuk memasukkan tas-tas berisikan uang ke dalam helikopter, namun tidak muat akibatnya sebagian dari uang itu ditinggalkan di landasan," tambahnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Associated Press pada Selasa, 17 Agustus 2021.

Diketahui sebelumnya, Ghani meninggalkan Kabul pada Minggu, 15 Agustus 2021 ketika Taliban menyerbu ke ibukota Afghanistan.

Laporan media menyatakan bahwa presiden pergi ke Tajikistan atau Uzbekistan, tetapi tidak ada konfirmasi resmi tentang keberadaannya.

Utusan Kremlin di Afghanistan Zamir Kabulov pada kemarin Senin menggambarkan penerbangan Ghani dari Kabul sebagai hal yang memalukan.

Kabulov menambahkan bahwa Presiden Ghani pantas diadili dan dimintai pertanggungjawaban oleh rakyat Afghanistan.

Baca Juga: Ngabalin Sebut Mural Jokowi Langgar Pasal Penghinaan: Warga Negara Kelas Kambing yang Tidak Punya Peradaban

Sementara Duta Besar Rusia untuk Afghanistan Dmitry Zhirnov mengungkapkan situasi Afghanistan saat ini lebih aman dibandingkan rezim sebelumnya.

"Saat ini situasi di Kabul lebih baik daripada di bawah Ashraf Ghani.” ungkapnya.

“Di bawah militan Taliban itu lebih baik daripada di bawah Ghani,” tambah Duta Besar Rusia itu.

Kritik Moskow terhadap Ghani, yang pemerintahnya mendapat dukungan dari Washington, datang pada saat ketegangan yang meningkat antara Rusia dan Amerika Serikat.

Moskow terlibat dalam perang 10 tahun di Afghanistan yang berakhir dengan penarikan pasukan Soviet pada tahun 1989 dan telah kembali secara diplomatik sebagai mediator.

Pihaknya menjangkau faksi-faksi Afghanistan yang bertikai karena telah berebut pengaruh dengan Amerika Serikat di negara itu.

Baca Juga: Taliban Berhasil Ambil Alih Negara, Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya di Afghanistan?

Rusia beberapa kali menjadi tuan rumah dalam banyak putaran pembicaraan damai di Afganistan, yang terakhir pada Maret tahun ini.

Meskipun terkadang Rusia kerap menyebut kelompok militan Taliban sebagai organisasi terorisme.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Assosiated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x