9 Tahun Usai Dikudeta sebagai Presiden, Hosni Mubarak yang Pernah Memerintah Mesir Selama 30 Tahun Tutup Usia

- 26 Februari 2020, 07:30 WIB
HUSNI Mubarak 'Firaun Modern' mantan presiden Mesir meninggal dunia.*
HUSNI Mubarak 'Firaun Modern' mantan presiden Mesir meninggal dunia.* /Sky News/

PIKIRAN RAKYAT - Mantan Presiden Mesir, Hosni Mubarak, yang digulingkan pada tahun 2011 sebagai bagian dari revolusi negara itu, kini meninggal setelah 30 tahun berkuasa.

Pria berusia 91 tahun itu konon sudah berada di rumah sakit selama beberapa minggu sebelum kematiannya.

Hal ini diketahui melalui tweet dari putranya bernama Alaa pada bulan Januari yang mengatakan bahwa ayahnya sedang menjalani operasi.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Sky News, Alaa kemudian membuat sebuah tweet yang mengatakan, "Kami milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali," tulis akun putra dari mantan presiden Mesir tersebut.

Baca Juga: Berhasil Curi 30 Motor di Bogor, Begini Siasat Pelaku Jalani Aksinya

"Dia pindah ke rahmat Allah pagi ini (Selasa, 25 Februari 2020), ayahku, Presiden Mubarak. Ya Allah, maafkan dia dan kasihanilah dia," tulisnya.

Mengutip dari pengacaranya, Farid al-Deeb, Independent Mesir melaporkan pada Senin, 24 Februari 2020 bahwa Mubarak telah berada di unit perawatan intensif sejak bulan lalu setelah mengalami kelelahan.

Ia menambahkan bahwa Mubarak menderita komplikasi setelah menjalani operasi pada ususnya.

Mubarak, yang dikenal dengan julukannya sebagai "Firaun" modern, memerintah Mesir sebagai otokrat selama tiga dekade sejak 1981.

Baca Juga: Cuaca Depok Hari ini: Rabu 26 Februari 2020, Antisipasi Hujan yang Turun Seharian 

Ia sempat dipenjara selama bertahun-tahun setalah pemberontakan The Arab Spring yang mengakhiri kekuasaannya.

Dia dijatuhi hukuman seumur hidup atas kematian demonstran anti-pemerintah di jantung revolusi dan dihukum pada tahun 2015 bersama kedua putranya, Alaa dan Gamal karena menggelapkan jutaan pound dari negara selama pemerintahannya.

Mubarak akhirnya bebas pada tahun 2017, setelah beberapa dakwaan dicabut yang membuat terkejut warga Mesir.

Kemudian putranya dibebaskan pada tahun 2018.

Sebelum menjadi presiden keempat negara itu, Mubarak bertugas di angkatan udara Mesir sebagai pilot bomber dan sebagai komandan selama perang Arab-Israel pada tahun 1973.

Baca Juga: Kominfo Kantongi 127 Berita Hoaks tentang Virus Corona 

Dia kemudian menjadi wakil presiden untuk Anwar Sadat, yang dibunuh oleh para ekstremis pada tahun 1981 selama parade militer. Mubarak kemudian naik ke puncak setelah delapan hari kemudian.

Komandan berotot itu, yang menjadi sasaran upaya pembunuhan di Ethiopia pada 1995, dikenal selama masa kepresidenannya karena penentangannya terhadap militan Islam dan kesetiaannya yang teguh dengan Amerika Serikat.

Dia mendukung Operasi Badai Gurun yang dipimpin oleh AS untuk mendorong pasukan di bawah Saddam Hussein Irak dari Kuwait.

Mubarak diakui secara luas karena mempertahankan masa damai dengan Israel dan karenanya mengingatkan Mesir selama masa pemerintahannya bahwa satu-satunya pilihan adalah yang diperintah olehnya atau kekacauan.

Baca Juga: PDIP Soroti Bantuan Sosial Belum Merata untuk Rakyat Miskin di Depok, Wakil Wali Kota Bicarakan Data 

Tetapi jutaan orang yang menyaksikan kehancuran pemerintahannya selama 18 hari di protes besar di Kairo.

Menanggap presiden mereka sebagai orang yang gagal mengatasi kemiskinan dan penangguran yang tinggi.

Mereka juga berdemonstrasi menentang korupsi dan menolak pemerintahan otokratisnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Sky News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x