"Dengan ketahanan pangan yang sudah semakin mendekati krisis, konsekuensi yang mengerikan akan segera terasa terutama bagi mereka yang masuk ke dalam kelompok rentan," ujar Sekretaris Jenderal OECD Mathias Cormann dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters.
Beberapa waktu lalu, Uni Eropa mengatakan sekitar 20 juta ton gandum harus dikeluarkan Ukraina akhir bulan depan demi memberi ruang bagi rencana panen tahun 2022 sekaligus menekan kekurangan pangan di Afrika.
Baca Juga: Pandemi Belum Berakhir, WHO Klaim Kasus Covid-19 Meningkat di 110 Negara
Selain itu, jika aktivitas ekspor Rusia ikut terpengaruh, maka kekurangan gizi diprediksi meningkat hingga 1,0 persen secara global.
Jumlah tersebut setara dengan 8 hingga 13 juta orang yang akan terdampak kekurangan gizi tergantung pada asumsi tingkat keparahan penguragan ekspor.
Sementara itu, OECD juga mensimulasikan minimnya ekspor biji-bijian tersebut berlanjut hingga tahun 2024 dengan asumsi tidak ada respons produksi global.
Baca Juga: Turki Cabut Hak Veto, Swedia dan Finlandia Segera Bergabung NATO dalam Waktu Dekat
Akibatnya, kekurangan gizi meningkat dan diperkirakan akan menjadi bencana baru bagi 19 juta orang di dunia.***