Lokasi Wisata Curug Ciherang Terapkan Program AKB, Bisa Menjadi Alternatif Wisata Saat Pandemi

6 Desember 2020, 21:24 WIB
Suasana tempat wisata Curug Ciherang di Desa Wargajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. /Fikri Setiawan/Antara

PR DEPOK - Menghadapi masa pandemi, pengelola Curug Ciherang di Jalur Puncak II Bogor Provinsi Jawa Barat turut mengedepankan program dari pemerintah dalam menjalankan bisnisnya.

Program tersebut yakni adaptasi kebiasaan baru (AKB) sehingga layak jadi alternatif di tengah kekhawatiran masyarakat berwisata saat pandemi Covid-19.

Pengelola Wisata Curug Ciherang, Yudo Pianto menyampaikannya saat ditemui wartawan, pada Minggu, 6 Desember 2020.

Baca Juga: Soal Pasal Ancaman Mati Kasus Korupsi Bansos, KPK Akan Dalami Melalui Bukti Pengadaan Barang Jasa

"Protokol kesehatan kita jalankan, 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) semua ada berdasarkan aturan pemerintah," ucap Yudo, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok com dari Antara.

Selain harus menerapkan 3M, pengunjung akan diperiksa suhu tubuhnya terlebih dahulu di gerbang utama.

Jika suhunya lebih dari 75 derajat, maka pengunjung tidak diperkenankan masuk.

Yudo menjamin, meski banyak dikunjungi wisatawan, tapi di tempat wisata yang terletak di Desa Wargajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor itu tidak akan terjadi kerumunan.

Baca Juga: Dihadang Saat Menyampaikan Surat Panggilan Habib Rizieq, Polda Metro Jaya Akan Usut Oknum Penghadang

Pasalnya, lokasi Wisata Curug Ciherang memiliki lahan yang cukup luas, yaitu 73 hektare.

Terlebih, setiap wahana yang ada di lokasi wisata tersebut berkonsep luar ruangan.

Mulai dari resto dengan pemandangan di atas bukit, hingga tempat-tempat berswafoto dengan latar mural menarik.

Terdapat kolam renang dengan berbagai ornamen menarik seperti replika kapal dan ufo di dekat resto, tapi belum bisa digunakan karena aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) belum mengizinkan wisata kolam air.

Baca Juga: Segera Undur Diri dari Jabatan Menteri Sosial, Juliari Peter Batubara: Mohon Doanya Teman-teman

Wahana andalannya yaitu rumah pohon yang dilengkapi dengan jembatan gantung.

Yudo menganggap wahana tersebut pamungkas lantaran sempat viral di berbagai akun media sosial ulasan wisata.

Kemudian, terdapat dua air terjun bernama Ciherang dan Ciguntur.

Keduanya perlu diakses dari tempat parkir kendaraan dengan berjalan kaki, layaknya menelusuri jalur pendakian karena lokasinya berada di atas bukit.

Baca Juga: Sandiaga Uno Kabarkan sang Istri Tercinta Nura Asia Uno Positif Covid-19 Tanpa Gejala

Tak hanya itu, di antara penginapan-penginapan yang tersedia untuk pengunjung, terdapat bangunan sederhana yang merupakan patilasan Prabu Siliwangi yang kerap dijadikan sebagai wisata sejarah.

Pengunjung hanya perlu membayar Rp40.000 per orangnya untuk bisa mengakses semua wahana yang ada di wisata Curug Ciherang Sukamakmur.

Yudo mengklaim bahwa wisata yang ia kelola merupakan pelopor di Jalur Puncak II.

Baca Juga: Resmi Jadi Tahanan KPK, Mensos Juliari Peter Batubara Jalani Isolasi di Rutan Pomdam Jaya Guntur

Pasalnya, sejak berdirinya pada tahun 2011, belum ada tempat wisata lain, karena saat itu tidak didukung infrastruktur akses jalan yang mumpuni.

"Saya membangun wisata ini sudah hampir 10 tahun, jalanan belum ada. Kita mulai 2011 sampai sekarang. Tingkat kesulitannya banyak sekali," ujar Yudo.

Yudo berharap agar jumlah pengunjung kembali normal setelah merosot drastis sejak awal pandemi Covid-19.

Baca Juga: Juliari P Batubara Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Korupsi, PDI Perjuangan Hormati Proses Hukum

Menurutnya, kini jumlah pengunjung berangsur pulih seiring program AKB dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler